Sunday, May 27, 2012

Pentakosta Mereformasi Hidupku


(Kisah Para Rasul 3:1-10)
  Peristiwa turunnya Roh Kudus atau peristiwa para murid Yesus menerima Roh Kudus adalah sebuah peristiwa spiritualitas. Peristiwa itu bukan hanya intervensi Allah kepada anak-anakNya yang percaya kepadaNya, tetapi juga suatu peristiwa responsip dari semua anak-anakNya atau murid-muridNya. Kehadiran Roh Kudus adalah pemberian Allah dan inisiatif Allah sendiri, namun dibutuhkan tanggapan atau respon dari setiap yang orang yang telah diberikan kuasa Roh Kudus. Apakah kuasa Roh Kudus sudah berkuasa atas hidupmu? Sudahkah anda dipengaruhi dengan serius oleh Roh Kudus itu !!! Dengan apa? Dengan terlihatnya perubahan signifikan dalam setiap kehidupan imanmu.
  Dalam teks yang kita bahas ini menampilkan dua sosok yang dapat diteladani oleh karena kehadiran Roh Kudus dalam hidup mereka. Hidup mereka sungguh-sungguh diubahkan oleh Kuasa Roh Kudus itu dan hasilnya dapat dilihat dan nyata dalam hidup sehari-hari mereka.
Petrus (ay. 1-7). Apa yang terjadi dalam hidup Petrus ? Petrus mengalami perubahan  paradigma iman 180 derajat. Apabila dibandingkan dengan hidup Petrus sebelum menerima kuasa Roh Kudus adalah: seorang penyangkal Yesus (ingat peristiwa penangkapan Yesus), seorang yang berkarakter keras (ingat petrus memotong telinga salah seorang rombongan yang menangkap Yesus), seorang yang egois, seorang yang gampang bimbang dan ragu (ingat peristiwa Yesus berjalan di atas air) dsb, tetapi sekarang Petrus menjelma menjadi seorang yang kokoh, tidak lagi bimbang menggunakan nama Tuhan Yesus sehingga orang sakit menjadi sembuh (ay.6).
Orang Lumpuh (ay.8-10). Yang terjadi dalam kehidupan orang ini adalah tadinya lumpuh tak berdaya, seorang peminta-minta, menunggu belas kasihan sang pemberi. Tetapi ketika kuasa Roh Kudus menjamah hidupnya, ia menjadi orang yang tegak berdiri, bahkan melonjak kegirangan dan memuliakan Allah (ay 8).
Adakah hidup kita sudah diubahkan oleh kuasa Roh Kudus? Tuhan membutuhkan kreatifitas dari anak-anakNya untuk mempraktekkan perubahan hidup dalam sikap, tutur kata dan niat serta hati. Berilah dirimu dipimpin oleh kuasa Roh Kudus. Tuhan memberkati. Amin

Sunday, May 20, 2012

Mengenal Yesus Penguasa Atas Segala Hal


(Yohanes 6: 1-21; Roma 8:28-29)

Dua perikop ini memberi beberapa prinsip bagaimana Tuhan Yesus, Allah yang berkuasa, bekerja dalam kehidupan kita, memakai persoalan dan kesukaran yang ada untuk mengubah kita menjadi anak-anak-Nya yang berkenan:
1. Tuhan Yesus, Allah yang berkuasa, bekerja dalam kehidupan kita meliputi segala hal, dari kecil sampai kepada hal yang paling besar sekalipun, dari yang paling rumit, sampai pada hal yang lebih mudah dan sederhana. Sehingga, tidak ada hal yang luput dari pengawasan dan kontrol-Nya.
2. Cara kerja-Nya adalah cara kerja yang terencana, bukan asal kerja. Dengan demikian, semua peristiwa dalam kehidupan kita bukanlah peristiwa acak, yang tidak beraturan, yang tidak memiliki kaitan satu dengan yang lainnya. Tidak ada hal sekecil apapun yang terjadi dalam kehidupan kita secara kebetulan. Semua memiliki ikatan satu dengan yang lainnya, dan semua dalam aturan Tuhan yang sempurna.
3. Dia yang berencana dan yang bekerja dalam kehidupan kita adalah Allah yang Maha kuasa, sehingga tidak ada hal yang tidak sanggup Ia atasi. Semua persoalan yang terjadi dalam kehidupan kita sanggup diatasi oleh-Nya.
4. Dia yang Maha-kuasa yang bekerja kehidupan kita adalah Allah yang Maha kasih. Artinya, Dia bukan saja hanya sanggup menolong kita, tetapi Dia mau mengulurkan tangan-Nya untuk menolong kita.
5. Semua hal yang Tuhan Yesus kerjakan dalam kehidupan kita, memiliki satu maksud ialah untuk mendatangkan kebaikan. Kebaikan yang dimaksud bukan berdasarkan kebaikan menurut kita, tetapi kebaikan menurut-Nya.
Oleh karena itu, mari kita jalani dan lanjutkan kehidupan ini dengan tetap percaya kepada Dia, Tuhan Yesus yang maha kuasa dan maha baik, Allah yang setia yang tidak pernah meninggalkan perbuatan tangan-Nya. Selalu arahkan pandangan mata kita kepada Dia, sumber kekuatan kita. Amin.  ( By: Pdt. Janthre Jakson Rumagit, S.Th)

Sunday, May 13, 2012

Yesus Adalah Allah Yang Sejati


(Yohanes 5: 16—18)

Mengenal tentang Yesus adalah Allah yang sejati, akan membawa pikiran dan hati kita pada sebuah rangkuman iman bahwa Yesus adalah sempurna sama dengan Allah adalah   sempurna. Yesus memiliki kuasa dan hak mutlak, tak terbatas dan tak terikat oleh apapun. Kesejatian Yesus menunjukkan tentang kesempurnaan-NYA dalam segala hal, dan kesempurnaan Yesus itu tidak bisa digali, dipikirkan dan      dimengerti oleh pikiran manusia secara tuntas.
            Alkitab mencatat Yesus adalah sungguh-sungguh Allah sejati: “Sebab itu orang-orang Yahudi ...tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Allah.” (Yohanes 5:18). Bahkan Yohanes 5: 19-47 menjelaskan kedudukan Yesus adalah sama seperti Bapa. Misalnya : ay. 21,22,23,26,27,30,36,37-38 dst. Yang menarik adalah Bahwa Yesus mengidentifikasi kesamaannya dengan Allah adalah: “Yesus menyebut Allah sebagai BapaNya dan Yesus     menyebut diriNya sebagai Anak”. Kedudukan Allah sebagai Bapa dan Yesus sebagai Anak adalah setara. Adakah alasan bagi kita untuk tidak mengatakan Yesus adalah Allah yang sejati?
            Oleh karena itu, sikap kita sebagai jemaat: pertama,  hendaknya manaroh seluruh     hormat, kemuliaan, pujian, penyembahan dan keagungan kepada Allah yang sejati itu yaitu  Yesus Kristus. Menghargai kedaulatan mutlak Allah dalam hidup kita, serta berusaha melindungi diri serta mawas pada pengaruh dari pemikiran-pemikiran yang secara ekstrim   berusaha menurunkan Yesus sebagai Tuhan. Kedua, hendaknya kita menghargai kehidupan ita dalam bentuk tingkah laku, sikap dan tutur kata sebagai manifestasi dari keimanan kita pada Allah yang sejati yaitu Yesus Kristus. Tuhan memberkati kita. Amin

Sunday, May 6, 2012

Yesus Penguasa Atas Kehidupan


(Yohanes 4: 46—54)

Kehidupan terdiri dari dua sisi yang tidak terpisahkan.  Kedua sisi kehidupan ini, Raja Salomo telah  memaparkan sangat gamblang dalam Kitab Pengkhotbah 3:1-8. Pengalaman Salomo, telah memberi penilaian pada kehidupan ini adalah “hidup yang seimbang”. Salomo selalu memberi penyeimbang bagi setiap sisi kehidupan ini ! Misalnya : ada lahir tetapi juga ada mati, ada tangis tetapi juga tawa, ada kasih tetapi juga benci, ada damai tetapi juga perang dsb. Maka yang menarik adalah ternyata Raja Salomo melihat dan menyimpulkan   bahwa semua sisi kehidupan ini adalah pemberian Allah dan semuanya dalam otoritas Allah mutlak (Pengkhotbah 3:10-15).            
Dominasi Kekuasaan Tuhan Yesus atas kehidupan terlihat jelas pada kisah peristiwa mujijat kesembuhan yang terjadi atas anak dari seorang pegawai istana (Yoh. 4:46-54). Peristiwa kesembuhan anak pegawai istana tersebut memperjelas bahwa Tuhan Yesus berotoritas penuh atas segala bentuk kehidupan ; baik kesembuhan atau tidak sembuh, baik kematian atau hidup dsb. Dalam hal ini Yesus telah melakukan pekerjaanNya; menyembuhkan orang yang sakit (hampir mati).            
Kekuasaan Tuhan Yesus atas kehidupan tidak disia-siakan oleh pegawai istana. Ia mencoba menempatkan seluruh persoalan hidupnya di bawah Penguasa Kehidupan yaitu Tuhan Yesus. Apa yang dilakukan oleh pegawai istana?
1. Menemukan Yesus dalam persoalan hidupnya (ay. 46-48)
2. Menyerahkan pada Yesus persoalan hidupnya (ay. 49-50)
3. Memuliakan Yesus dalam hidupnya ( ay. 51-54)
Hari ini mari belajar menempatkan semua sisi kehidupan ini di bawah pekerjaan Sang     Penguasa Kehidupan yaitu Tuhan Yesus. Anda jangan bersukacita hanya pada saat Sang Penguasa Kehidupan memenuhi hatimu dengan kebahagiaan, sukacita dan kesuksesan, tetapi ingat bersukacita dan bersyukur juga saat anda menjalani hidup yang sesak, sulit, susah dan penuh tetesan air mata. Segala kemuliaan hanya bagi Tuhan Yesus saja. Amin.