Sunday, June 24, 2012

Akibat penebangan liar


Pada suatu hari ada seorang bapak sedang menebang pepohonan liar dan setelah itu, kayu yang dihasilkan dari pohon diambil oleh traktor dan segera di bawa keatas truk. 

Dan dari perbuatan tersebut banyak pemukiman yang terkena bencana banjir karena tempat peresapan air sudah dirusak oleh orang-orang penebang pohon dengan liar. Dan ada seekor hewan, yaitu kera yang tidak mempunyai tempat berlindung dan tidak punya bahan makanan untuk dimakan dan ada dua ekor gajah terlihat terbaring lesu karena tidak memiliki bahan makanan. 

Kemudian ada dua kakak-beradik mencanangkan gerakan reboisasi hutan dengan menanam tanaman-tanaman kembali sehingga pemukiman tidak terkena banjir lagi dan hewan kera dan gajah tidak kelaparan lagi.

(Edo & Gilbert)
Esai Anak Sekolah Minggu 

Mengenal Yesus Sahabat Orang-Orang Berdosa


(Yohanes 7: 53—8:1-11)
             
Sekalipun Tuhan Yesus tidak pernah melakukan dosa, Ia tidak pernah menjauhi orang berdosa. Sikap-Nya bertentangan dengan sikap orang-orang Farisi dan para ahli Taurat yang bersikap menjauhi orang yang dianggap berdosa. Oleh karena itu, Ia disebut sebagai Sahabat Orang Berdosa. Orang berdosa umumnya merasa dirinya menjijikkan dan tidak layak untuk berdekatan dengan orang yang dianggap saleh. Oleh karena itu, merupakan suatu hal yang aneh dalam pandangan umum bahwa Tuhan Yesus (yang tidak pernah melakukan dosa) bersedia untuk bebincang-bincang atau duduk makan bersama dengan orang berdosa. Perumpamaan Tuhan Yesus tentang domba yang hilang (15:4-6), dirham yang hilang (15:8-9), dan anak yang hilang (15:11- 32) memberi gambaran bahwa orang berdosa itu berharga di mata Allah. Adanya satu orang berdosa yang mau bertobat pun sudah akan membuat para malaikat di sorga bersukacita (15:7, 10).
Misi-Nya datang ke dunia bukan untuk menghakimi atau menghukum, melainkan untuk mencintai dan mengasihi termasuk mengasihi orang yang berdosa sekalipun (seperti seorang perempuan yang berzinah). Yesus berkata : “aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa” (Matius 9:13b). Hal ini mempermalukan para orang farisi dan ahli taurat pada saat itu, yang sok paling benar tetapi Yesus mengatakan bahwa mereka juga adalah orang yang berdosa dan membutuhkan pengampunan (Yoh. 8:7). Oleh karena itu, Yesus menghendaki  terjadi pertobatan dalam hidup setiap orang berdosa. Yesus berkata kepada perempuan itu: Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah dan, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” (Yoh 8:11)
Ada banyak orang yang terus terjerumus dalam dosa karena merasa bahwa mereka sudah terlalu jauh melenceng dari jalanTuhan. Sudah terlanjur basah, ceburkan saja sekalian. Begitu kira-kira pandangan mereka. Ada banyak orang yang ragu terhadap keselamatan mereka nanti, karena banyaknya pelanggaran yang pernah mereka lakukan. Banyak orang mengira bahwa Yesus membenci orang berdosa. Tapi kisah hari ini menggambarkan sebaliknya. Yesus tidak membenci orang berdosa. Yang Dia benci adalah dosa, bukan orangnya. Justru kedatangan Yesus ke dunia ini adalah untuk menebus dosa-dosa kita dan menyelamatkan kita dari jurang maut. Yesus sangat mengasihi manusia yang berlumur dosa. Begitu mengasihi hingga Dia rela meninggalkan 99 ekor domba untuk mencari seekor domba yang sesat. (Lukas 15:4). Kehadiran Yesus justru untuk menyelamatkan orang-orang yang sesat, agar tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal. Amin. (Pdm. N.Zega)

Mengatasi abrasi

Pada zaman sekarang banyak sekali pengerukan pasir liar didekat pemukiman warga di sekitar tepi pantai. Selain itu, ada juga penambangan liar di tepi pantai. Sehingga jalan transportasi terjadi abrasi yaitu pengikisan tanah oleh air laut. 
Ketika air laut pasang maka akan mengakibatkan pemukiman warga hancur/roboh dikarenakan gelombang air laut pasang. 
Semua warga disekitar tepi pantai menanami tumbuhan bakau untuk mencegahwa hampir semua hutan gundul. 

(Nia & Viona)

 Esai Anak Sekolah Minggu 

Hutan menjadi lebat kembali


Pada suatu hari, ada seseorang yang menebang pohon secara liar. Pohon-pohon tersebut kemudian diambil batangnya yang digunakan untuk indsutri. 

Tetapi dari kegiatan tersebut, hewan-hewan menjadi tidak punya tempat tinggal, sehingga banyak yang mati.




Beberapa hari kemudian, terjadi hujan lebat di daerah tersebut. Karena tidak ada yang menyerap air, maka banyak tempat yang tergenang oleh air.

Akhirnya warga disekitar hutan tersebut berencana untuk melakukan reboisasi. Hutan tersebut pun menjadi lebat kembali seperti dulu. Dan akhirnya tempat tersebut tidak terjadi banjir dan banyak satwa yang hidup di hutan tersebut.
(Bagas)
Esai Anak Sekolah Minggu 


Sunday, June 17, 2012

Ketua Sinode Meninjau Pembangunan Ruang Sekolah Minggu

Pada Minggu, 17 Juni 2012 Ketua Sinode kita Pdt. Paulus Sugeng Wijaya menyempatkan diri melihat ruang sekolah minggu yang sedang dalam proses pembangunan. Ketua Sinode hadir bersama keluarga di GKMI Progo bersama isteri beliau, Ibu Pdt. Janti Diredja Wijaya yang melayani tukar mimbar PGMW 2.
Didepan kamera ini Bpk. Pang Heri, Ketua Majelis
mendampingi Ketua Sinode (tengah)
bersama Bpk. Samuel Sarpan selaku ketua panitia pembangunan. 


Segala Mahluk Memuji

(Mazmur 145: 8-21 )

Dalam Mazmur 145 ini, Tuhan digambarkan sebagai Raja yang bersikap welas asih kepada rakyatNya yakni semua orang, bahkan segala mahluk yang dijadikanNya. Dia adalah Raja yang perkasa. Kerajaan atau pemerintahanNya langgeng. Tapi Dia juga setia dalam segala perkataanNya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatanNya. Tuhan di sini digambarkan sebagai sosok raja yang sempurna.

Tema “Segala mahluk memuji” mengajak umat untuk memahami bahwa bukan hanya manusia tetapi juga segala mahluk dapat mengagungkan Tuhan. Karena bukan hanya manusia tetapi juga segala mahluk menerima sikap welas asih, komitmen dan keadilan Tuhan Sang Raja. Manusia dan segala mahluk atau segala yang dijadikan Tuhan ; semuanya ada dalam kepedulian, perhatian dan pemeliharaan Tuhan . Karena itu manusia tidak boleh menganggap dirinya sebagai pusat di dalam dunia milik Tuhan. Bukan manusia melainkan Tuhanlah yang menjadi tokoh utama/ pusatnya. Manusia dan segala mahluk lainnya bergantung semata pada sikap welas asih, komitmen dan keadilan Tuhan.

Tuhan menginginkan shalom atas segala mahluk. Dia menginginkan segala mahluk dalam keadaan “sungguh amat baik”. Bila shalom terwujud, maka segala mahluk memancarkan kemuliaan/kebesaran Tuhan. Sang Raja sempurnapun puas ketika melihat segenap mahluk ada dalam keadaan yang sungguh amat baik!. Itulah artinya “Segala Mahluk Memuji”.

Selanjutnya tema kita juga mengajak umat untuk menyadari bahwa Allah ada dan hadir di dalam alam. Kesadaran bahwa Allah ada dan hadir di dalam alam mendorong kita untuk menghargai alam sebagai tempat kehadiran atau tempat berdiamnya Allah. Manusia dipanggil untuk menghormati Tuhan Allah dengan jalan menjaga harmoni /keselarasan dalam hubungan dengan segala mahluk. Kita dipanggil untuk memuji Tuhan dengan menjaga, memelihara dan merawat alam sebagai sesama mahluk ciptaan dan sebagai rumah Tuhan. Biarlah segala mahluk memuji Tuhan! (Oleh : Pdt. Janti Diredja Wijaya, S.Th)

Sunday, June 10, 2012

Yesus Adalah Sang Pencerah

(Yohanes 9:1-41)
             
Perikop ini dibuka dengan pertemuan antara Yesus dan orang buta sejak lahir. Kemudian para murid mempertanyakan atas dosa siapakah sehingga dia menjadi buta, apakah dosanya sendiri atau orang tuanya. Bagi orang-orang Yahudi, kekayaandihubungkan dengan berkat, sedangkan kemiskinan dan penderitaan dihubungkan dengan dosa dan kutuk, baik dosa sendiri (lih. Ul 24:16; Yer 31:30; Yeh 18:20; Ayub 4:7-8; 2 Mak 7:18) maupun dosa orang tua (Kel 20:5; Kel 3 4:6-7; Tob 3:3). Namun bagi orang Kristen, kemiskinan dan penderitaan tidak secara otomatis karena dosa, dan Yesus menegaskan “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.” (Yohanes 9:3)
Memang secara fisik, tidak banyak orang yang dilahirkan buta. Namun secara rohani, bukankah kita semua manusia terlahir buta, karena akal budi kita dikotori oleh dosa asal, yang diturunkan dari dosa manusia pertama, sehingga kita semua mempunyai kecenderungan berbuat dosa (Roma 3:23). Sang Penebus, yaitu Yesus yang dianugerahkan oleh Allah Bapa untuk membebaskan kita, orang-orang yang memang dilahirkan “buta” secara rohani oleh karena dosa asal. Oleh sebab itu, ini juga kisah masing-masing dari kita.
Sebab itu, Yesus mau  melakukan pencerahan. Ia menerangi kehidupan semua kita artinya   Yesus membongkar segala penyakit-penyakit kita. Apakah penyakit kita itu?Pertama, penyakit secara fisik (seperti yang dialami oleh orang buta sejak lahir). Dalam hal ini Yesus sanggup menyembuhkan segala bentuk penyakit secara fisik, namun jangan juga lupa bahwa Yesus bisa sanggup untuk tidak melakukan apa-apa karena rancangan dan rencananya yang indah dalam hidup masing-masing kita. Kedua, penyakit rohani (seperti yang didapatkan Yesus dalam kehidupan orang-orang farisi). Di sini Yesus menelanjangi segala bentuk kesalahan, sifat angkuh, arogan, merasa diri paling benar dan suci, mudah marah dan emosi, gampang tersinggung, dsb. Di sinilah Yesus memberi pencerahan agar setiap orang sadar akan kehidupannya. Oleh karena itu jika kita ditegur, dikoreksi, dinasehati oleh Firman Tuhan hendaklah hati kita rela dan siap. Berilah dirimu dicarahkan oleh Tuhan Yesus. Amin

Sunday, June 3, 2012

Mengenal Yesus Sang Terang Dunia

(Yohanes 8:12-36)
          
Seperti bunga yang tidak bisa berkemnbang kalau tidak kena sinar matahari, demikian pula hidup kita tidak pernah berkembang dengan baik penuh anugrah dan keindahan tanpa sinar Terang dari Yesus Kristus.
Dalam pasal ini Yesus berbicara tentang “mengikut Dia”. Kata “mengiut” (Yunani: akolouthein) ternyata mempunyai 5 arti:
1. Seperti seorang prajurit yang sedang mengikuti sang komandan yang menjadi pemimpinnya. Maka ia dituntut untuk setia dan menurut kepada sang komandan (2 Tim. 2:4).
2. Seperti seorang pelayan yang sedang melayani tuannya. Dimana saja tuannya berada, pelayan harus selalu bersamanya. Pelayan harus tunduk pada perintah tuannya. Demikian juga pengikut Kristus adalah pelayan yang kesukaannya melayani Kristus (2 Tim. 4:1-2).
3. ‘Mengikut’ sering berarti menerima nasehat orang bijak. Penasehat, konselor. Orang yang menguikut Kristus adalah orang yang menjadikan Yesus sebagai “penasehat ajaib”. Maka kita dituntut untuk menurut Firman dan perintahNya (Yoh. 8:31).
4. Kadang ‘mengikut’ diartikan sebagai orang yang mau menuruti undang-undang/peraturan pemerintah sebagai seorang warga negara yang baik (Yoh. 8:23). Orang Kristen sebagai warga negara kerajaan Allah harus menuruti hukum Kristus dalam hidupnya.
5. Mengiut berarti pula menerima dan melakiukan serta mengikuti jalan pikiran seorang guru, pemimpin, presiden dll. Maka yang penting kita memahami ajaran Kristus dan melakukannya dengan setia (Rom. 12:17).
Maka, mengenal Yesus Sang Terang Dunia berarti kita harus setia, patuh, menurut serta melaksanakan FirmanNya dalam kehidupan sehari-hari, maka kita pasti tidak akan berjalan dalam kegelapan melainkan mempunyai Terang Hidup. Amin (Oleh : Pdt. Em. J.Herlianto, B.Th)