Sunday, October 27, 2013

Meresponi Penderitaan

(2 Timotius 2:3)
         
Satu-satunya orang yang selamat dari kecelakaan sebuah kapal terdampar di pulau yang kecil dan tak berpenghuni. Pria ini segera berdoa supaya Tuhan menyelematkannya, dan setiap hari dia mengamati langit mengharapkan pertolongan, tetapi tidak ada sesuatupun yang datang. Dengan capainya, akhirnya dia berhasil membangun gubuk kecil dari kayu apung untuk melindungi dirinya dari cuaca, dan untuk menyimpan beberapa barang yang masih dia punyai. 
Tetapi suatu hari, setelah dia pergi mencari makan, dia kembali ke gubuknya dan mendapati gubuk kecil itu terbakar, asapnya mengepul ke langit. Dan yang paling parah, hilanglah semuanya. Dia sedih dan marah. "Tuhan, teganya Engkau melakukan ini padaku?" dia menangis. Pagi- pagi keesokan harinya, dia terbangun oleh suara kapal yang mendekati pulau itu. Kapal itu datang untuk menyelamatkannya.Bagaimana kamu tahu bahwa aku di sini?" tanya pria itu kepada penyelamatnya.  "Kami melihat tanda asapmu", jawab mereka.
Mudah sekali untuk menyerah ketika keadaan menjadi buruk. Tetapi kita tidak boleh goyah, karena Tuhan bekerja di dalam hidup kita, juga ketika kita dalam kesakitan dan kesusahan. Ingatlah, ketika gubukmu terbakar, mungkin itu "tanda asap" bagi kuasa Tuhan. Ketika ada kejadian negatif terjadi, kita harus berkata pada diri kita sendiri bahwa Tuhan pasti mempunyai jawaban yang positif untuk kejadian tersebut.
Firman Tuhan berkata demikian: "Ikutlah menderita sebagai seorang prajurit yang baik dari Kristus Yesus." (2 Timotius 2:3). Seorang dramawan Inggris berkata: "Hidup ini memang tidak berjalan seperti yang kita ingini, tetapi inilah satu-satunya hidup yang kita miliki." Dengan kata lain betapa pun hidup ini tidak menyenangkan, inilah kenyataan hidup yang manusia miliki. Bahkan Alkitab berkata bagi orang-orang percaya, kita bukan saja dikaruniakan untuk percaya, tetapi juga untuk menderita di dalam Dia (Filipi 1:29). Oleh karena itu Paulus memunculkan tips; pertama, bersiaplah seperti prajurit dan kedua, bergantunglah kepada atasan yaitu: Tuhan. Apakah kita mempunyai sikap seperti prajurit saat kesulitan hidup menghadang? Tuhan Yesus memberkati. Amin (N.Z)


Sunday, October 20, 2013

Keadilan yang Menyelamatkan

(1 Yohanes 1:5-10)

Surat-surat Yohanes khususnya 1 Yohanes, adalah surat yang bertujuan menasehati jemaat Kristen mula-mula untuk melindungi  jemaat dari pengaruh aliran Gnostik. Penulis surat ini mendorong jemaat untuk tetap teguh berpegang pada kebenaran bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah yang telah menjadi manusia dan telah menumpahkan darahNya untuk menyucikan manusia dari dosa. Selain itu, penulis juga mendorong jemaat agar hidup dalam kebenaran. Namun jika ternyata mereka berbuat dosa dan mengakuinya, maka Allah yang setia dan adil akan mengampuni mereka. Keadilan Allah dalam surat Yohanes ini berkaitan erat dengan pengampunan dan pembenaran, bukan penghukuman, karena Allah sendiri telah menanggung hukuman tersebut dalam diri Yesus Kristus. Ketika manusia yang berdosa mau datang kepadaNya, Allah yang adil itu mengampuni, menyelamatkan. Injil dan surat-surat Yohanes yang sangat menonjolkan kasih Allah, tidak bungkam mengenai keadilan Allah tetapi justru memperjelas hubungan antara kasih dan keadilan Allah.


Keadilan sering dikaitkan dengan kondisi sama rata-sama rasa, atau berkaitan dengan dijatuhkannya hukuman kepada yang bersalah dan kebebasan bagi yang benar. Ketika hukuman tidak dijatuhkan kepada yang bersalah, maka pengadilan disebut pengadilan yang tidak adil, atau pengadilann yang kehilangan keadilan. Namun penulis 1 Yohanes ini memberikan pemahaman tentang keadilan Allah berbeda dengan keadilan yang dipahami manusia pada umumnya. Dalam ayat 9, keadilan Allah justru dikaitkan dengan pengampunan, bukan hukuman. Apakah dengan tidak menghukum pendosa maka keadilan Allah berubah menjadi ketidakadilan? Tentu saja tidak. Mengapa? Karena Allah yang adil telah menjatuhkan hukuman. Namun hukuman atas pendosa diterima/ditanggung oleh Kristus, Anak Allah. Dengan demikian, setiap pendosa yang menerima Kristus dan mengakui dosanya, ia tidak perlu menanggung hukuman dosanya. Inilah keadilan Allah yang sengaja mau mengasihi manusia dan memberi pengampunan sempurna. Amin (almanak sinode)

Sunday, October 13, 2013

Kesusahan melahirkan Berkat

Mazmur 126:1-6

     Tidak ada kamus kebetulan dalam kehidupan orang percaya. Semua peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita, berada dalam pengawasan dan kendali Tuhan. Hal inilah yang dipegang oleh pemazmur melalui pasal 126 ini.  Latar belakang dari pasal ini adalah situasi sulit yang terjadi di tengah-tengah umat Tuhan, karena datangnya segerombolan tentara musuh, yang menyapu bersih segala hasil ladang yang siap dituai. Akibatnya, umat Tuhan mengalami kebangkrutan yang luar biasa. Meski demikian, mereka percaya bahwa semua itu tidak terjadi secara kebetulan, melainkan karena seijin Tuhan. Olehnya mereka menerima semuanya itu dengan sikap yang positif. Bagaiamana sikap umat Tuhan menghadapi situasi yang berat ini?

1. Umat Tuhan tetap bersemangat (ay. 1-3)
Mereka percaya bahwa selalu ada tujuan dibalik semua peristiwa yang diijinkan Tuhan datang kepada mereka. Tidak mungkin Tuhan membiarkan sebuah peristiwa terjadi dalam kehidupan anak-anakNya tanpa mempunyai tujuan yang pasti. Dan tujuan Tuhan adalah, untuk membuat hidup umatNya menjadi lebih baik, dari sebelumnya. Karena itu mereka tetap bersemangat walaupun dalam hidup yang susah.
2. Umat Tuhan tetap berdoa (ay. 3).
Apa yang dilakukan oleh orang Israel ketika menghadapi kenyataan bahwa hasil ladangnya habis dirampas adalah,  mereka berdoa. Mereka percaya bahwa jika Tuhan mengijinkan semuanya itu terjadi, Tuhan juga pasti sanggup memulihkkannya. Doa-doa inilah yang menguatkan mereka menjalani hidupnya, meskipun di tengah situasi yang sulit.
3. Umat Tuhan tetap  bersyukur (5-6).
Cara kita melihat sebuah masalah, sangat mempengaruhi bagaimana kita akan menghadapi masalah itu sendiri. Jangan salah, bahwa segala sesuatu yang ada di dalam dunia ini selalu mempunyai dua sisi, yakni sisi positif dan sisi negatif. Demikianpun dengan kesusahan hidup, ia dapat dihadapi dengan dua sisi, yakni sisi positif dengan bersyukur atau negatif dengan mengeluh. Tuhan meminta supaya kita bersyukur dalam segala sesuatu (I Tes. 5:18). Itulah sebabnya Pemazmur mengajak kita untuk melihat kesusahan dengan bersyukur, karena apapun yang kita alami hari ini, pada akhirnya akan berujung pada berkat-berkat Tuhan.
 

Tidak ada orang yang senang menjalani hidup yang susah, tetapi juga tidak ada orang yang dapat menolak ketika semuanya itu datang. Hal yang terbaik bagi kita bukanlah menghindari dan menolak kesusahan, melainkan menghadapinya dengan cara yang benar. Sebab dengan cara yang benar, semuanya menjadi ringan, dan yang lebih penting lagi, kita pasti akan menikmati berkat-berkat dari setiap kesusahan tersebut. Oleh sebab itu, jangan pernah menyerah, dan maju terus dalam Tuhan. Amin. (oleh: Pdt. Markus Suyadi M, Th)

Sunday, October 6, 2013

Kutahu Artinya: Mengapa Kumenderita

Yakobus  1:2-4

Kenapa Tuhan memberikan kesengsaraan? Allah memakai kesulitan untuk menunjukkan adanya kebutuhan kita untuk bertumbuh. Kita segera melipatkan tangan, membentangkan tangan kita di hadapan Tuhan sambil memohon agar Dia mengubah kita semakin meneladani Anak-Nya. Maka dalam pengertian ini, Tuhan memakai penderitaan agar kita bertumbuh. Sebuah contoh: Saudara tahu ngengat? Waktu kita melihat ngengat dari kepompong, kepompong ini bisa bergoyang karena ada perjuangan dari ulat untuk melepaskan dirinya dari kulit kepompong. Tetapi kerap kali beberapa orang yang melihat kepompong ini sedang berjuang keras, kemudian orang ini merasa kasihan karena ia berpikir sepertinya susah ngengat ini melepaskan dirinya, maka orang ini mengambil gunting dan memotong kulit kepompong ini dan ngengat ini segera keluar. Tetapi  waktu keluar yang nampak adalah sayap yang mengerut dan mengering, dan sayap ngengat itu tampak lemah. Beberapa saat kemudian ngengat itu mengalami frustasi, dan ajalnya segera tiba. Padahal seharusnya ia adalah mahluk ciptaan yang begitu indah.
Satu hal yang tidak disadari orang adalah perjuangan untuk keluar dari kepompong ini adalah bagian yang esensial untuk mengembangkan sistem otot si ngengat. Supaya pada waktu ia berjuang untuk keluar, tubuhnya akan mengeluarkan cairan atau keringat untuk membasahi sayapnya dan pada waktu ia menembus kepompong ini, maka sayap itu bisa dikembangkan dan ia siap untuk terbang. Namun dalam cerita ini, ketidakbijaksanaan yang memberikan jalan pintas bagi si ngengat, telah melumpuhkan dan menciptakan masalah bagi kehidupan yang harus ia perjuangkan sendiri.
Saudara, seringkali kita juga meminta kepada Tuhan di dalam kehidupan kerohanian kita, supaya Tuhan menggunting kulit kepompong penderitaan kita. Tetapi saudara, hikmat dan kasih Allah lebih besar dari apa yang kita lakukan bagi diri kita sendiri. Allah tidak akan pernah menyingkirkan penderitaan. Allah justru memberikan penderitaan, sampai kita dapat mempelajari manfaat dari penderitaan itu, dan bertumbuh dalam cara apapun yang Allah inginkan di dalam kehidupan kita. Semakin kita berteriak, maka engkau makin menderita. Namun semakin kita menikmati perjuangan itu merupakan suatu hal yang baik. Maka Paulus mengatakan “hai orang Kristen, hai orang beriman kita seharusnya bersorak di tengah-tengah berbagai ujian karena kita mendapatkan manfaat sebagai suatu hasilnya.”
Orang tua, guru dan gereja yang baik selalu mempersiapkan seluruh jemaatnya untuk mengerti perjuangan dan menikmati penderitaan. Sebagai orang Kristen kita tahu waktu kita menghadapi penderitaan, kepahitan, ketidakadilan dan sebagainya, kita bukan memikirkan permasalahan itu sampai di sana. Justru kita sebagai orang Kristen harus berpikir jauh, melihat hasil akhir dari penderitaan itu, yaitu perkembangan karakter yang membuat saudara bertumbuh, bergembira waktu kita mengalami suatu kepahitan, dimana saudara dibukakan untuk mengerti, Dia yang meminta kita untuk bersukacita karena kita percaya bahwa Dia berkuasa atas keadaan-keadaan yang kita hadapi dan Dia bekerja melalui semua itu untuk kebaikan kita. Tidak ada suatu hal dalam bertumbuh tanpa proses. Amin