Sunday, November 24, 2013

Pembaharuan Hati

(Amsal 3:1-6)
         
I. Pembukaan
Lagu           :    …..HATI ku hancur mengenang dikau …..(kata Hati artinya ?)
Perilaku     :    .....HATI ku sedih sekali rasanya .... (ekspresi kita biasanya memegang bagian tubuh yang salah bukan sekitar organ hati yang sebenarnya)
Ucapan : …..Kata HATI (berarti tidak pernah mengucapkan sesuatu) Sama dengan berkata dalam hati atau berdoa dalam hati.
II. HATI dihubungkan dengan BERKAT dan HIKMAT
Amsal 3:1, ...HATImu memelihara perintahku. Berarti  dalam hati kita senantiasa memelihara perintah/ firman Tuhan maka perilaku kita sehari-hari selalu menjaga kebaikan dan berjalan dalam kebenaran.
a. HATI berhubungan dengan HIKMAT. Hikmat adalah kepandaian untuk memilih sesuatu dengan bijaksana untuk mencapai kepandaian dengan hasil yang maksimal.
b. HATI berhubungan dengan BERKAT. Hasil yang kita terima sebagai berkat adalah panjang umur, lanjut usia, sehat, sejahtera, damai,  dan bahagia sampai masa tua.
III. Kunci kesuksesan HATI
Amsal 3:3 mengatakan bahwa Kasih dan Setia harus senantiasa dikalungkankan di leher dan ditulis di loh hati mu. Kasih dan setia jangan ditinggalkan harus selalu dibawa ke mana kita pergi.   Kasih dan setia selalu ada bersama-sama dengan kita.
IV. Pembaharuan HATI
Amsal 3:5, ... Percayalah kepada Tuhan dengan segenap HATI.! Percaya dan beriman penuh pada Tuhan. Manjaga hubungan baik antara kita sebagai anak Allah dengan Allah . Segala sesuatu harus dilakukan dan dipertimbangkan sesuai dengan hikmat dan tuntunan Tuhan. Biarlah kehendak Tuhan yang berkarya dan terjadi dalam hidupku. Tuhan lah yang menuntun dan  memberi jalan yang lurus untuk keberhasilan kita.
V. PENUTUP
Pengharapanku hanya Yesus saja ....! (inilah nyanyian kita sekarang) Hanya YESUS saja satu-satunya pengharapan hidupku!  (Ev. Susanna Dwinarti S, S.Th.)


Sunday, November 17, 2013

Keadilan dari Perspektif Zaman Akhir

(Wahyu 7:9-17)
         
Kita hampir tidak menemukan sebuah keadilan dalam perjalanan hidup di dunia ini. Keadilan hanya milik perorangan, pribadi atau kelompok atau suku dan ras tertentu. Sepertinya rasa adil itu belum merata diterapkan. Adakah keadilan di bumi ini…?
Di antara kita pasti masih ada yang mengingat Marsinah, juga Wiji Thukul. Siapa yang dapat melupakan Munir yang dibunuh ketika dalam penerbangan ke Belanda? Lalu bagaimana pula halnya dengan banyak korban penculikan yang sampai kini belum jelas nasibnya? Mati atau….? Bagaimana dengan kasus korban perkosaan masal Mei 98? Bagaimana pula dengan pembantaian orang “kiri” korbagn peristiwa tahun 65-67? Tentu juga kita mengingat peristiwa-peristiwa yang hebat akibat dari pertikaian berbau SARA, perlakuan semena-mena kaum mayoritas kepada minoritas. Tidak sedikit yang menjadi “martir” dsb. Dimanakah keadilan?
Kitab Wahyu menuliskan tentang Yohanes yang mendapatkan gambaran tentang masa yang akan dating. Paling tidak member gambaran bahwa keadilan Tuhan itu akan ada dan pasti akan dating. Keadilan di jaman akhir, tentu bertolak belakang keadilan yang    dikerjakan manusia di dunia ini. Paling tidak ada 3 keadilan Tuhan pada zaman akhir,  yaitu:
1. Tuhan adil dan tidak pandang bulu (9-10)
2. Tuhan adil menjadi pusat kebenaran & penghakiman (11-12)
3. Tuhan adil pada mereka yang dianiaya/teraniaya (13-17)
Oleh karena itu keadilan Tuhan pada zaman akhir adalah keadilan yang bermuatan kebenaran. Tuhan akan membalaskan setiap perbuatan manusia dan di sana Dia disebut adil. Sikap teguh beriman kepada Allah berarti selalu terhubung pada rahmat Allah sekalipun saat di dunia ini hamper tidak kita temukan rasa adil. Percayalah Tuhan pasti bersikap adil pada apa yang terjadi asalkan kita tetap berdiam di bawah kekuasaanNya. Amin (Almanak)


Sunday, November 10, 2013

Jangan Pura-pura

(Roma 12:9-21)
         
Didalam perikop yang sudah kit abaca tadi, dengan jelas kita melihat bahwa Paulus berlang-ulang memberikan contoh mengenai karakteristik kasih. Hari ini kita akan belajar dua karakteristik kasih.
I. Kasih itu tulus, tidak berpura-pura (ay.9-13)
Paulus membuka perikop 12 : 9-21 dengan mengatakan “Hendaklah kasih itu jangan pura-pura” Kasih itu harus tulus. Kasih itu tidak munafik. Kasih yang tulus seperti Allah mengasihi manusia dan tentunya sudah dirasakan oleh orang percaya. Kasih merupakan dasar dari keselamatan orang percaya. Kasih bukan sekedar perasaan mengasihi, namun kasih membawa orang percaya kepada tindakan nyata kepada sesamanya.
II. Kasih itu tidak membalas kejahatan (ay. 14-21)
Kondisi jemaat Roma pada waktu itu tidaklah baik. Ada konflik antara orang Yahudi Kristen dengan Gentile Kristen dan ditambah lagi adanya penganiayaan dari pemerintahan Romawi. Disini saya membagi keadaan jemaat Roma menjadi dua macam, yaitu :
1) Sakit yang muncul didalam tubuh
Jemaat Roma yang terdiri dari Yahudi Kristen dan Gentile Kristen mengalami konflik. Awal mula konflik mereka bermula ketika orang Yahudi Kristen yang dahulunya merupakan mayoritas orang Kristen di Roma diusir oleh Kaisar Claudius pada tahun 49, dan setelah Claudius meninggal, orang Yahudi Kristen kembali lagi ke Roma. Hal inilah yang mengakibatkan timbulnya ketegangan social diantara mereka. Yahudi Kristen dan Gentile saling mengejek dan menganggap dirinya paling benar.
2) Sakit yang berasal dari luar tubuh
Orang Kristen abad pertama tidak lepas dari yang namanya penganiayaan dari orang Yahudi, Yunani maupun Romawi. Orang Kristen dianggap batu sandungan oleh orang Yahudi, orang bodoh oleh orang Yunani dan pemberontak oleh orang Romawi. Semua penganiayaan orang Kristen disebabkan karena mereka menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi. Walaupun tidak mudah, namun itulah kasih yang seharusnya ditunjukkan orang percaya kepada sesame dan dunia. Amin.


Sunday, November 3, 2013

Iman yang Paten

(Matius 10:26-33)
         
Kata paten berarti: Hak yang diberikan pemerintah kepada seseorang atas suatu penemuan untuk digunakan sendiri dan melindunginya dari pembajakan. Tetapi yang        dimaksud dengan iman yang paten adalah bahwa yang paten itu tidak bisa ditambah atau dikurangi, sudah harga mati yang dari Allah yang kekal!     Tinggal kita mau atau tidak.
Dalam Matius 10:26-33 kita melihat bahwa iman berarti tidak takut menghadapi ancaman yang bagaimanapun beratnya! Yesus menginginkan agar dalam diri para murid dan para pengikutNya, termasuk kita semua, memiliki keberanian lahir batin yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Kalau Firman Tuhan mengatakan bahwa tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka, dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui, itu berarti bahwa, kebenaran itu akhirnya pasti menang! Semua kepalsuan akan menjadi nyata dan kebenaran kesaksian Kristiani akan menjadi nyata dan masing-masing akan mendapatkan ganjarannya.
Betapun beratnya ancaman yang menghadang di depan kita, jangan pernah takut karena Tuhan ada di pihak kita. Dia tidak pernah meninggalkan kita! Kalau Tuhan menghargai burung pipit yang kecil apalagi kita! Oleh karena itu kita disamping tidak usah takut, kitapun dituntut untuk tetap taat dan setia sampai Tuhan Yesus datang yang kedua kali. Amin (Pdt. J. Herlianto, B. Th)