(Lukas 2:8-20)
Berita
sukacita Natal bergema: “Jangan takut… Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat,
yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” (Lukas 2:10-11). Berita itu menggema di tengah malam kepada
para gembala yang sedang menjaga ternak mereka di padang. Para gembala dalam sistem sosial pada masa
itu adalah orang-orang yang menduduki kasta terendah, termarjinalkan, tak
berdaya, dan tidak dianggap. Orang-orang
seperti itu sering mendapat perlakuan kurang menyenangkan, dipandang sebelah
mata, dan kurang dihargai. Namun berita
natal, pertama kali bergema kepada mereka. Itu pertanda bahwa Allah peduli; Ia
mengasihi semua manusia tanpa perbedaan kelas sosial; kelahiran Kristus adalah
tindakan Allah mengangkat manusia hina menjadi mulia.
Manusia
pertama, Adam, diciptakan dalam keadaan mulia dan ditempatkan di taman Eden namun
telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23). Status semua manusia dihadapan Allah adalah
sama, yaitu manusia berdosa (Roma 5:12).
Kemalangan yang paling hina dalam hidup manusia adalah dosanya. Oleh
karena itulah, Kristus yang mulia rela menjadi hina, lahir di kandang dan
tempat tidurnya palungan domba; Ia yang terkaya rela menjadi yang termiskin di
dunia demi mengangkat manusia hina menjadi mulia (2 Korintus 8:9).
Dosa
adalah pemberontakan kepada Allah.
Pemberontakan merupakan ketidaktaatan melakukan firman Allah. Namun berita sukacita Natal adalah parade
ketaatan:
1.
Yesus Kristus taat kepada Bapa-Nya. Ia rela menjelma menjadi manusia, dan lahir
kedunia melalui keluarga yang sangat sederhana, Maria dan Yusuf. Ketaatan
Yesus, bukan hanya terlahir ditempat yang hina dina, Ia taat hingga rela mati
di kayu salib (Filipi 2:8).
2.
Maria dan Yusuf taat menerima kehendak
Allah. Maria rela mengandung bayi
inkarnasi Kristus, meskipun pada waktu itu ia belum bersuami (Lukas
1:26-38). Yusuf mengambil Maria sebagai
istrinya, dan tidak bersetubuh dengannya sampai bayi Yesus lahir (Matius
1:18-25).
3.
Malaikat taat membawa pesan Allah kepada Maria
bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus; pesan kepada Yusuf agar jangan takut
memperistri Maria; dan pesan kepada para gembala bahwa pada malam itu telah
lahir Juruselamat di Betlehem (Lukas 2:9-11).
4.
Para gembala taat dengan pesan yang mereka
terima (Lukas 2:15). “Lalu mereka
cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang
berbaring dalam palungan” (Lukas 2:16).
“Cepat-cepat” berarti segera, tidak menunda-nunda. Para gembala melihat mujizat dan karya agung
Allah ketika mereka merespon dengan penuh ketaatan.
Peristiwa
malam Natal penuh dengan kesederhanaan, namun megah makna. Tidak ada pesta dan dekorasi Natal, hanya
bintang kerlap-kerlip di langit, namun membuat hati manusia menjadi ceria. Pada malam Natal itu, lahir Yesus Kristus,
Juruselamat dunia. Ia yang mahamulia
rela menjadi sengsara-hina, supaya manusia yang hina-berdosa menjadi hidup
mulia. Begitu besar kasih Allah, kalau
bukan dengan ketaatan, dengan apakah kita dapat merespon-mensyukurinya?
#Pdt. Sahat Sinaga