Sunday, April 26, 2015

Menjadikanmu Lebih dari yang Lain

(Daniel 6:1-4)

Salah satu penyebab hilangnya sifat percaya diri pada seseorang adalah tawar hati. Amsal 24:10 berkata: Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu”. Dari mana tawar hati itu? Ketika kita menghadapi berbagai macam   tantangan, penderitaan, masalah, penyakit, banyak orang mulai tawar hati. Karna itu perlu strategi antisipasi utuk menangkis kehadiran  tawar hati dalam hidup kita. Jangan sampai tawar hati, karena kecillah kekuatanmu, tidak ada semangat.
Daniel adalah pribadi yang berpotensi dilanda oleh penyakit tawar hati, memungkinkan sekali untuk patah semangat dan bisa jadi kehilangan kepercayaan dirinya. Mengapa? Tidak mudah bagi Daniel untuk memahami bahwa dirinya tinggal di Babilonia ternyata seorang buangan alias tawanan. Tapi Daniel tidak menyerah pada nasibnya karena ia mempunyai roh yang luar biasa. Akhirnya Daniel menjadi orang kedua sesudah raja.
Firman Tuhan berkata bahwa di Babilonia, Daniel mempunyai jabatan dan kedudukan yang sangat tinggi. Menjadi pribadi yang berpengaruh dan berkualitas     karena Allah telah menaroh Roh Nya di dalam kehidupan Daniel. Daniel bukan orang yang biasa-biasa saja, melainkan pribadi yang luar biasa. Pribadi yang lebih dari yang lain, memiliki level yang di atas dari pada yang lain. Biasa artinya yang terbaik dari yang terburuk, atau yang terburuk dari yang terbaik. Tetapi yang terbaik artinya pilihan dari sekian banyak yang baik.
Jadilah pribadi yang lebih dari pada yang lain. Amin Tuhan memberkati.


Sunday, April 19, 2015

Kasih yang Berbuah dalam Karya Nyata

(Yohanes 21:15-19)

Dapatkah kita mengasihi Allah tanpa melayaniNya? Dapatkah kita me-layani tanpa mengasihi Allah? Di tengah-tengah kehidupan kita, sebagai murid Yesus, kita dipanggil bukan hanya untuk mengasihi Dia, bukan hanya untuk melayaniNya, namun juga mengikut Dia secara konstan 24X7 seumur hidup. Bagaimana caranya?
Dalam dialog pasca kebangkitan Kristus, Yesus meluangkan waktu-waktu terakhirnya sebelum kenaikanNya, dengan muridNya yang sangat dekat denganNya yaitu Petrus. Yesus menanyakan pertanyaan sederhana kepada Petrus, murid yang pernah menyangkaliNya 3 kali, murid yang berulang kali berlaku gegabah, namun sangat berapi-api di dalam cinta dan antusiasmenya selama mengikut Yesus, “Petrus, apakah engkau mengasihi Aku?”
Apakah Yesus, kurang percaya bahwa Petrus mengasihiNya sehingga Ia perlu bertanya 3 kali? Adakah maksud lain dari Yesus? Apa relevansi mengasihi Dia dengan menggembalakan domba-dombaNya?
Ada 3 hal yang kita bisa lihat:
1. Mengasihi Tuhan dan mengasihi dombaNya (sesama) adalah seperti mata uang yang tidak bisa dipisahkan.
2. Yesus adalah Gembala yang Baik, yang telah memberikan nyawaNya bagi domba-dombaNya.
3. Mengasihi Tuhan, dan sesama, tidak bisa dilepaskan dari komitmen radikal kita di dalam mengikut Yesus sampai akhir.
Apa yang kita bisa pelajari dari perikop ini?
1. Kasih kita kepada Allah bukan sekedar kasih fileo, atau passion, tetapi harus berupa compassion dan action.   Bukan NATO (no action talk only). Tindakan nyata, bahkan kasih yang radikal bagi musuh-musuh kita sekalipun.
2. Yesus telah memberikan nyawaNya bagi kita, nilai-nilai pengorbanan Yesus, seharusnya terus menginspirasi kita untuk mengasihi dan melayaniNya lebih lagi, berani bayar harga, bukan menentukan harga. Pelayanan adalah pelayanan, bukan bisnis, pelayanan adalah pengorbanan, jangan hitung-hitungan dengan Tuhan. Kalau Ia memanggil kita untuk melayaniNya, Ia telah membayar lunas hidup kita dengan darahNya! Apalagi yang kita minta?
3. Kasih kepada Allah, dan komitmen untuk melayaniNya, tidak bisa dipisahkan dari komitmen radikal kita untuk mengikut Yesus sekali seumur hidup. Mengikut Yesus setiap hari 24X 7 hari, dimanapun, kapanpun, sampai kapanpun. Hingga maut memisahkan kita.  Beranikah kita memiliki iman radikal seperti ini, di zaman yang makin lebay ini? Following Him in the Changing World? Dunia ini membutuhkan tuntunan, bukan tontonan. Mari menjadi murid-murid Kristus yang mengasihi, dan melayani, serta mengikut Dia secara radikal, sekali sampai mati. Mau?
#Pdm. Andi OS, S.Kom, M.Div.


Sunday, April 12, 2015

Vocal Group Persekutuan Karangroto

Semua karena anugerah-Nya

Doa yang Berkuasa

(Yakobus 5:17-18)

Elia bukanlah makhluk ilahi atau setengah    Allah, bahkan bukan seorang superman rohani! Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, ia juga adalah manusia berdosa seperti kita, ia juga mempunyai kecondongan kepada dosa seperti kita, ia juga mempunyai perasaan-perasaan yang sama seperti kita, dan juga mengalami hal-hal yang sama dengan kita. Karena itu dalam 1 Raja 19:3 dikatakan bahwa Elia juga merasa takut (Catatan: takutnya Elia di sini diperdebatkan), dan dalam 1Raja 19:4 Elia merasa putus ada / frustrasi/depresi sehingga minta mati. Pada waktu ia berdoa/mau berdoa, mungkin sekali Elia juga dipengaruhi oleh keraguan, ke-tidakpercayaan, kemalasan, dsb, tetapi ia berhasil mengatasi semua itu dan berdoa dengan sungguh-sungguh sehingga menghasilkan jawaban doa yang luar biasa. Bebe-rapa tokoh lain dalam Alkitab mengalami doa yang luar biasa berkuasa seperti Abraham, Ayub, Daud, Paulus, Petrus dsb. Bagian ini penting, untuk ditiru dan diteladani.
Yak 5:17-18 menceritakan tentang Elia dan doanya. Doa Elia berkuasa dan efektif. Dengan doanya ia: menghentikan hujan selama 3 1/2 tahun (ay 17b), menurunkan hujan (ay 18 1Raja 18:42-45), menurunkan api dari langit (1Raja 18:36-38), menghidupkan kembali anak janda di Sarfat (1Raja 17:17-24), dsb. Selain Elia juga terlihat: Kasus Musa yang berdoa untuk Israel yang sedang berperang (Kel 17:8-13), kasus matahari yang berhenti atas doa Yosua (Yos 10:12), kasus matahari yang mundur atas permintaan Hizkia (2Raja 20:9-11).
Karena itu apapun problem saudara, dan berapapun besar dan hebatnya problem saudara, berdoalah! Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Tetapi dalam hal ini perlu diberi satu catatan, yaitu: ini tidak berarti bahwa doa bisa mengubah kehendak/rencana Tuhan (1Yoh 5:14 Yer 7:16 Yer 15:1 Yer 14:11 Yeh 14:14,16,18,20). Juga lihat waktu Abraham berdoa untuk Sodom dan Gomora (Kej 18:16-33). Karena itu pada waktu berdoa kita tetap harus meniru teladan Yesus yang tunduk pada kehendak Bapa (Mat 6:10 Mat 26:39,42). Amin.


Sunday, April 5, 2015

Renungan Paskah


Kebangkitan Tuhan Yesus memberikan harapan baru, kehidupan baru dan berkat yang baru bagi kita. Mengapa?
Pertama, Yesus bangkit agar hidup kita dipulihkan/dibebaskan. Apa pun jenis  ”kubur” yang ada dalam kehidupan kita, baik itu kubur berupa keragu-raguan, ketidakpastian, keputusasaan, ketakutan, sakit hati, rintihan kepedihan  dan yang lainnya; yakinlah, ada campur tangan Allah dalam kehidupan kita. Tanda campur tangan Allah adalah bahwa Allah menyuruh malaikat untuk datang menggulingkan batu penutup kubur Yesus, kubur itu kosong dan ditemukan hanya kain kafan penutup tubuh Yesus saja yang ada (bdk. Luk. 24:1–12).
Sepanjang perjalanan kita bersama Yesus, tempat kita – seharusnya – tidak berada dalam kubur ke-takutan, keragu-raguan, keputusasaan atau juga sakit hati dan rintihan kepedihan kita. Tetapi tempat kita adalah bersama-sama dengan Tuhan yang telah bangkit, menikmati semua janji-janji yang telah difirmankan-Nya dan menerima kemenangan demi kemenangan.
 Kedua, Yesus bangkit untuk memastikan “jaminan” Kehidupan Kekal. Kebangkitan Kristus telah memberikan kepastian kepada kita dan dunia, bahwa hidup ini tidak akan berakhir pada kematian semata-mata. Tetapi justru kebangkitan Kristus memberikan kepastian baru bahwa di balik kematian ada kehidupan baru yaitu kehidupan kekal. Bukankah Kristus sendiri telah menyatakan, ”Akulah kebangkitan dan hidup, barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah    mati” (Yoh. 11:25). Kebangkitan Kristus telah memberikan makna yang baru dalam kehidupan kita,  yaitu suatu kemenangan yang akan kita nikmati selama kita hidup bersama dengan Tuhan. Kebangkitan Kristus menjadi dasar iman bagi setiap orang yang percaya untuk melihat dan membuktikan betapa dahsyatnya kuasa Kebangkitan Tuhan Yesus. 
Ketiga, Yesus bangkit untuk menyatakan janji Penyertaan Tuhan sepanjang hidup.
Kristus yang bangkit itu memberikan janji dan penyertaan-Nya kepada kita, "Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman (Mat. 28:20). Janji  ini hanya bisa diberikan oleh satu pribadi yang Hidup dan memiliki otoritas penuh dan total atas kehidupan manusia. Janji penyertaan Tuhan Yesus ini memberikan penghiburan bagi kita karena Tuhan Yesus tidak pernah meninggalkan kita (Ibrani 13:5b). Tuhan berjanji, dalam kondisi apa pun kita akan diberi kekuatan untuk menanggung  segala perkara (Fil. 4:13). Perkara yang kita alami bagaikan proses ujian Tuhan bagi kita agar kualitas iman kita semakin sempurna.