Sunday, December 18, 2011

Yang istimewa pada 18/12/11

Kunjungan ke PA. Bhakti Asih

Pada Minggu, 18 Desember 2011, Komisi Pemuda dan Komisi Sekolah Minggu mengadakan kunjungan ke Panti Asuhan (PA) Cacat Ganda "Bhakti Asih" yang dikelola oleh Yayasan Sosial Soehijapranata Keuskupan Agung Semarang. Panti Asuhan ini beralamat di Jl. Dr. Ismangil N0. 18, Bongsari, Semarang.
Para muda-mudi dan anak-anak sekola minggu begitu antusias mengikuti kegiatan ini. Walaupun waktu yang tersedia sangat terbatas, tetapi muda-mudi dan anak-anak sekolah minggu sangat senang karena bisa berbagi suka cita natal bersama anak-anak PA Bhakti Asih beserta para pengurus serta perawat yang ada di sana. 

10.30 WIB Rombongan dari GKMI Progo tiba di PA. Bhakti Asih

Anak-anak SM berbaur bersama anak-anak PA Bhakti Asih.

Pemuda ikut berkerumun di sekitar pertunjukan Badut & Santa
yang diadakan oleh tamu yang juga turut berbagi suka cita
bersama anak-anak PA. Bhakti Asih.
Pdm. Nemueli Zega, S.Th memberi sambutan sekaligus Doa.

Penyerahan bingkisan natal secara simbolis oleh perwakilan
SM (an. Devina) dan oleh perwakilan Pemuda (Dyan)
kepada pengurus PA. Bhakti Asih.
Pujian dari SMA Masehi 1 

Pada kebaktian umum pukul 07.00 WIB yang dipimpin oleh Ibu Efi Ratna, S.Teol, ada persembahan pujian dari SMA Masehi 1 Semarang.

Trio SMA Masehi mengakat pujian bagi Tuhan.


Sunday, December 11, 2011

Minggu, 11 Desember 2011

Majelis bersama Pengurus Komisi Wanita sedang rapat
mempersiapkan perayaan natal 2011


Ibu Endang (Ketua Komisi Sekolah Minggu)
bersama hasil karya "Pohon Natal Lucu"
dari anak-anak SM

Keindahan Hidup


(Mazmur 19:8-11)

Keindahan hidup adalah sebuah seni,   artinya diperlukan ketrampilan untuk menata dan mengatur kehidupan. Kehidupan yang tertata dan kehidupan yang terkendali inilah, di sana menemukan keindahan hidup. Hidup manusia memiliki dua arah relasi, yaitu relasi dengan sesama dan relasi dengan Tuhan. Kedua relasi ini tidak bisa dipisahkan, karena mengerjakan relasi yang indah dengan Tuhan akan terlihat dan nampak pada sikap hidup keseharian dalam relasi dengan sesama.
Dalam Mazmur 19:11, Pemazmur menemukan keindahan hidup yang nilainya lebih tinggi dari pada emas bahkan emas tua sekalipun dan lebih manis dari pada madu bahkan madu tetasan dari sarang lebah. Pemazmur ingin mengatakan bahwa keindahan hidup tidaklah diukur dari seberapa banyak harta yang dimiliki oleh seseorang, tidak diukur juga dari seberapa tinggi gelar akademik yang dimiliki oleh seseorang, atau seberapa tinggi status yang disandang oleh seseorang.
Dari perenungan itulah, Pemazmur menegaskan bahwa Keindahan Hidup hanya terwujud jika seseorang menghargai, dan menghayati serta melaksanakan 5 hal, yaitu : taurat, peraturan, titah, perintah, dan hukum. Hiasilah hidupmu dengan keindahan yang sifatnya kekal seperti pemazmur teladankan pada kita semua. Tuhan Yesus memberkati. Amin

Sunday, December 4, 2011

Minggu, 4 Desember 2011

Pdm. Simon Petrus Agus Wahyudi, S.Th.

Para pemain musik cilik (Devina/Keyboard; Adel/Drum)
di dampingi Pak Zega (Keyboard) & Lorent (Bass)

Bpk. Yulius Handoko (kemeja putih) memimpin doa
bersama pengkhotbah dan para pelayan setelah
selesai kebaktian

Bpk. Pang Hery mengajar kelas besar sekolah minggu

Damai Sejahtera di Bumi, Impian atau Panggilan?


(Lukas 2:8-14)


Apakah yang anda rasakan jika mendengar, menyaksikan, atau  mengalami sebuah bencana misalnya bencana alam (gunung     meletus, gempa, tanah longsor, banjir, sunami dsb)? Pada satu sisi pasti mengalami ketakutan yang sangat, hati gentar dan kuatir dll. Tetapi pada sisi yang lain memungkinkan anda tercengang dan terpengarah akan kedahsyatan dan kehebatan bencana  yang sedang terjadi. Iya khan?
Peristiwa kedatangan malaikat Tuhan menemui para gembala untuk mengabarkan kelahiran Yesus Kristus. Para gembala menjadi sangat       ketakutan, wajar dong.... !!! Bayangkan; gembala adalah orang kecil yang pekerjaannya hanya menggembalakan domba yang belum tentu domba-domba itu adalah milik mereka sendiri. Namun mereka adalah orang yang pertama ditemui oleh malaikat Tuhan untuk menyaksian dan mengalami serta menerima damai sehatera, kabar sukacita, dan kabar keselamatan. Pertanyaanya adalah mengapa kabar sukacita atau kabar keselamatan atau damai itu, memilih para gembala sebagai orang pertama yang harus menimatinya?
Peristiwa natal adalah peristiwa dimana manusia menjumpai damai yang dari Allah. Damai itu membutuhkan hati sederhana bak palungan yang menampung bayi mungil Yesus. Damai itu diberikan kepada hati yang terpanggil untuk memeliharanya. Bersediakah setiap kita saat ini untuk memerikasa setiap hati kita? Adakah Adakah hati saya dan saudara sedang dikuasai oleh           kecongkakan atau ambisi negatif saat menyediakannya sebagai tempat untuk Yesus Tuhan kita? Ataukah hati saya dan saudara adalah hati yang tulus, hati yang sangat sederhana untuk menerima sebagai tempat bagi Yesus. Damai pasti hinggap dan tinggal di hati orang yang memiliki siap       kesederhanaan, tetapi bagi hati yang congkak dan penuh tipu muslihat maka damai merupakan bumerang. Jadilah para gembala masa kini seperti 2000 tahun lalu, dipakai Tuhan sebagai sarana untuk memberitakan damai kepada semua orang. Tuhan Yesus memberkati. (Almanak Sinode).