Sunday, August 26, 2012

Ketaatan Yang Konsisten

(Hakim-Hakim 8 : 22 –35) 

Gideon berasal dari kaum paling kecil diantara suku Manasye, dan ia seorang yang paling muda dari kaum keluarganya ( Hakim – Hakim 6 : 15). Dari yang kecil akan Allah kerjakan yang lebih besar. Ia juga meragukan panggilan Allah untuk memimpin dan menyelamatkan orang Israel dari cengkeraman orang Midian. Allah tetap memakai Gideon, sebab Allah merupakan pemilik otoritas tertinggi. Gideon harus konsisten seperti konsistensi hati Allah atas kelangsungan hidup umat Israel. 

Dari seorang peragu, Gideon, kita belajar ketaatan yang konsisten: 1). Memilih untuk taat, sekalipun mengalami keraguan; 2) Taat atas otoritas Allah, diatas kewenangannya pribadi (Hak. 8 : 23)
Ketaatan Gideon menjadi awal bagi pekerjaan Allah selanjutnya. Maka Allah mengaruniakan keberhasilan, kemenangan dan keamanan bagi Gideon dan Israel. 

Di tengah kancah dunia perekonomian, social, politik serta kerohanian. Kita telah kehilangan patron tegas ketaatan. Pemilik modal, tokoh – tokoh masyarakat, pemimpin bangsa bahkan tokoh keagamaan telah lalai dan kehilangan spirit ketaatan. 

Keluarga merupakan tempat yang paling strategis sebagai agen pengajaran ketaatan. Bagaimana dengan keluarga Gideon? Menilik keluarga kita, ketaatan seperti apa yang kita hidupi ditengah keluarga kita? Mari berefleksi dan mengubah diri. Amin

Sunday, August 19, 2012

Penghiburan Dalam Pelarian

(I Samuel 23: 14-18)

Bersembunyi dari kejaran musuh adalah  suatu peristiwa yang memilukan. Hati berdebar-debar, pikiran yang was-was, hati dan hidup yang tidak tenang, terasingkan dari kedamaian tetapi semakin mendekat kepada keraguan dan ketakutan. Tidak ada damai sama sekali.

Daud mengalami pergumulan yang hebat. Ia berusaha menghindar dari kejaran dan ancaman pembunuhan dari Saul. Itulah sebabnya Daud melabuhkan dirinya di padang gurun Zif dengan harapan bahwa Saul tidak mengetahuinya. Tetapi beberapa saat kemudian Saul akhirnya mencium tempat persembunyian Daud, dan melakukan pengepungan dan pengejaran terhadapnya.

Di saat Daud sedang dalam bahaya, Daud pun memberi contoh dan teladan yang baik. Daud tidak tenggelam dalam situasi bahaya maut, Daud memiliki penghiburan tersendiri sehingga membuat dirinya tegar dan kuat menghadapinya. Sungguh Allah sendiri menggalang perlindungan yang ketat atas diri Saul (ay.14c). Yonatan anak Saul sendiri datang dan menguatkan Daud (ay.16). Yonatan juga memberi jaminan hidup bagi Daud dengan ikatan perjanjian di hadapan Tuhan (ay.18).

Saat ini anda mungkin seolah sedang berada dalam situasi yang sulit (sama seperti yang dialami Daud). Kesulitan itu membawa hidup kita pada kesusahan,  penderitaan, keputusasaan dsb. Minta pertolongan Tuhan, terutama kekuatan dan penghiburan di saaat kita sedang berjalan di atas taman kesulitan dan kesusahan yang ada. Percayalah Tuhan pasti mempunyai 1001 cara untuk menolongmu. Tak ada yang mustahil bagi Dia. Amin

Sunday, August 12, 2012

Jangan Abaikan Allah


(I Tawarikh 13:1-14)

1 Tawarikh 13:12-14 mencatat peristiwa pemindahan tabut Allah. Sedikit terjadi kesalahan karena Daud mengabaikan Allah dengan tak meminta nasehat-Nya dalam mengambil keputusan. Biasanya Daud meminta nasihat Tuhan setiap kali hendak maju berperang (lihat misalnya 1 Taw. 14:10), namun saat hendak memindahkan tabut Tuhan, Daud justru mencari dukungan dari kalangan militer dan politisi (1 Taw. 13:1). Sikap kesewenangan Daud berakibat fatal dengan terjadinya kematian Uza, sehingga membuat Daud takut dan sekaligus menyadarkannya bahwa ia telah bertindak terlampau gegabah dengan tidak meminta petunjuk Tuhan (1 Taw. 15:13).
Uza mengabaikan Allah dengan sikap lalainya. Mengingat bahwa tabut Tuhan sudah lebih dari 20 tahun berada di rumahnya (1 Samuel 7:2), adalah janggal bila Uza tidak mengerti tata cara pemindahan tabut. Perhatikan bahwa Allah tidak menghukum orang Filistin yang mengangkat tabut ke kereta (1Samuel 6:11) karena bangsa Filistin tidak mengenal hukum Tuhan, tetapi Allah menghukum Uza yang tahu tetapi mengabaikan hukum Tuhan.
Kisah Uza di atas merupakan peringatan agar kita mencari petunjuk Tuhan sebelum mengambil keputusan. Ingatlah bahwa mengabaikan Allah bisa berakibat fatal! PerhatikanAmsal 3:5-6 berkata: "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.Akuilah Dia dalam segala lakumu maka Ia akan meluruskan jalanmu." Hendaknya semua jemaat selalu melibatkan Tuhan dalam segala dimensi kehidupan kita. Amin

Sunday, August 5, 2012

Selamanya ku kan memujaMU


(Yosua 24:14-18)

Hari ini adalah Minggu dimana jemaat akan merayakan momen penting seraya mengucap syukur kepada Tuhan. Ada lima orang jemaat yang mengaku percaya kepada Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat dan dibaptis, dan ada empat orang anak-anak yang akan diserahkan kepada Tuhan. Mereka semua telah menentukan sikap, bulatkan tekad untuk membawa hidup ini ke dalam pimpinan Tuhan.
Kisah hidup Yosua adalah salah satu inspirasi untuk memahami arti hidup di dalam Tuhan. Bukan hanya sekedar memuji dan menyembah Dia, tetapi dibutuhkan konsistensi sikap, konsistensi tekad yang bersifat kontinyu. Tuhan membutuhkan kesetiaan dari umat-Nya untuk terus berjalan dalam jalur Firman Allah. Yosua kembali mengingatkan umat Israel agar mereka mempertegas dan meneguhkan kembali sikap dan tekad iman mereka kepada Tuhan. Yosua menguraikan petualangan iman mereka bersama Tuhan dengan memunculkan kembali kisah-kisah ajaib, kisah perjalanan tuntunan Tuhan sejak dari nenek moyang mereka keluar dari perbudakan Mesir, melewati padang gurun hingga pada zaman generasi Yosua dan angkatannya. Di sana Tuhan selalu menyertai dan menuntun serta membela dan memihak kepada orang Israel hingga mereka dapat mendiami tanah perjanjian; Tanah Kanaan. Oleh karena itu Yosua 24:15 berkata : “...pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah... Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada Tuhan.” Perkataan Yosua tersebut bukan memberi pilihan kepada umat Israel, sehingga seakan-akan membiarkan umat Israel beribadah kepada allah lain (allah yang disembah oleh orang Amori). Tetapi sesungguhnya perkataan Yosua adalah menghimbau dan mengingatkan kembali agar semua umat Israel tetap beribadah kepada Tuhan.
Bagi seluruh jemaat dan khususnya bagi para baptisan setialah kepada Tuhan. Jangan berhenti memuji Tuhan hanya saat anda dibaptis ini, tetapi katakanlah dalam hatimu dan buatlah komitmen, tekad di hadapan Tuhan seraya berkata : “Selamanya kukan memuja-MU”. Amin Tuhan memberkati.