(Yohanes 11:45 – 12:10)
Bagi orang yang percaya mengenal Tuhan
Yesus adalah sebuah keharusan. Mengapa ? Karena dari sebuah pengenalan akan
tumbuh sebuah kepercayaan. Ketika seorang mengenal kehidupan orang lain dengan
baik maka otomatis kepercayaan akan tumbuh dengan baik.
Bagaimanakah supaya bisa mengenal Tuhan
Yesus dengan benar ?
1. Pengenalan Tuhan Yesus dengan baik
dimulai dari cara kita memilih sebuah keputusan.
Di dunia ini kita sering dihadapkan
pilihan-pilihan yang harus kita mabil, dimana pilihan itu akan menentukan
keberadaan kita. Jika kita baca ayat dari Yoh. 11:45-12:10 kita melihat bahwa
kehidupan seseorangn sangat ditentukan oleh sebuah keputusan dalam memilih.
Dalam ayat 45 ada
orang-orang yang walaupun melihat hal yang sama namun mengambil pilihan yang
berbeda. Ada orang yang percaya ketika melihat Tuhan Yesus membuat mujizat
namun sebaliknya ada juga orang yang justru ingin membunuh Yesus. Begitu pula
dalam pasal 12 ada orang yang memilih dengan rela mengorbankan harta miliknya
untuk memuliakan Tuhan, namun sebaliknya ada orang yang memilih mengeraskan hatinya seperti Yudas
Iskariot meskipun sepertinya hidupnya dengan Yesus. Jadi hal ini kita harus
waspadai. Jangan pernah bangga dengan berapa lama kita sepertinya mengenal
Yesus namun apa keputusan kita
dan apa pilihan kita dalam keseharian hidup kita dalam mengenal kemuliaanNya.
2. Pengenalan Tuhan Yesus dengan baik akan
tumbuh dari cara kita memandang apa yang ada dalam diri kita.
Kembali dalam pasal 12 kita melihat
bagaimana Maria belajar mengenal Tuhan Yesus dengan benar yaitu Maria rela
memberikan apa yang menjadi haknya yaitu minyak Narwastu yang sangat mahal
untuk mengurapi Tuhan Yesus. Hal itu mengajarkan kepada kita untuk mengerti
bahwa kita tidak boleh memandang hak kita sebagai sesuatu yang harus
dipertahankan. Bagi Maria minyak Narwastu itu sangat berharga namun tidak
menjadi penghalang untuk Maria pakai memuliakan Tuhan.
Bagaimana dengan kita apakah kita telah
melepaskan hak kita, sesuatu yang menurut kita berharga dan kita berikan untuk
memuliakan Tuhan? Oleh: Pdt. Bambang Mulyono