(Yohanes 20:19-23)
Solidaritas adalah
sifat (perasaan) perhatian, sifat satu rasa, senasib, perasaan setia kawan
antara sesama anggota. Sifat seperti ini sangat diperlukan seperti halnya
kehidupan jemaat mula-mula. Tugas dan panggilan kita adalah mewujudkan
solidaritas kepada sesama manusia. Sebuah ayat Firman Tuhan dalam Roma 12:15
berkata : “Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan
orang yang menangis”. Ayat ini sungguh mengharapkan partisipasi dan solidaritas
serta kebersamaan dari anak-anak Tuhan kepada semua orang yang ada disekitar
kita.
Berita tentang terbukanya pintu kubur Yesus,
kemudian diketahui bahwa Tuhan Yesus telah bangkit dan hidup kembali, telah
mempengaruhi psikologi para murid. Tidak semua para Tuhan Yesus memahami
tentang kebangkitan Tuhan Yesus, sekalipun Yesus sendiri pernah mengatakannya
kepada mereka. Tidak semua para murid percaya tentang kabar kebangkitan
tersebut. Tetapi sebaliknya, yang mereka alami adalah ketakutan yang sangat
panjang; sejak Yesus ditangkap,
disalibkan dan mati hingga berita bahwa
Yesus telah bangkit kembali. Firman Tuhan katakan dalam Yohanes 20:19a :
“Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid
Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut
kepada orang-orang Yahudi...”. Sebuah peristiwa yang ironi : Kebangkitan Yesus
seharusnya menyukakan hati para murid, tetapi karena mereka tidak memberi hati
pada kata-kata Yesus sebelumnya membawa mereka pada suasana kesedihan dan
ketakutan yang sangat parah.
Tetapi syukur kepada
Tuhan kita yang hidup, bahwa kebangkitan Tuhan Yesus telah memberika dan
mengajarkan kepada kita kebangkitan solidaritas. Apakah itu ?
1. Solidaritas dalam kesusahan ( ayat 19a)
2. Solidaritas dalam kesukaan (ayat 19c –
21)
3. Solidaritas dalam pelayanan (ayat 22 –
23)
Mari kita kembangkan
dan kita kerjakan solidaritas yang demikian kepada sesama kita; bersama-sama
kita mendukung saudara-saudara kita yang dalam kesusahan. Bersama-sama juga
kita mendukung saudara-saudara kita yang dalam kesukacitaan. Dan terakhir
bersama-sama juga kita kerjakan pelayanan, yang telah Tuhan taroh dan bebankan
kepada kita untuk kemuliaanNYA. Tuhan memberkati, Amin (by:
Ibu Odimasi Laoli, S.Th)