Sunday, October 7, 2012

Dikuduskan untuk melayani Tuhan


Yesaya 6:1-8

Teks ini adalah kesaksian Yesaya tentang penglihatannya akan kukudusan Allah yang menaungi Bait Allah (rumah Tuhan). Yang menarik dari teks ini adalah kesaksian Yesaya yang  menyebutkan waktu kejadian tetapi tidak langsung menyebutkan tahun yaitu sekitar 742 sm, tetapi Yesaya sengaja menyebutkan peristiwa besar yang mendahului penglihatannya, yaitu wafatnya seorang raja dari kerajaan Yehuda yaitu raja Uzia akibat sakit kusta.
Sepintas kesannya hanya untuk menjelaskan waktu peristiwa penglihatan itu terjadi. Tetapi ternyata kematian raja Uzia sangat berkaitan erat dengan penglihatan yang dialami oleh nabi Yesaya. Raja Uzia dinobatkan menjadi raja menggantikan ayahnya raja Amazia dalam usia 16 tahun, dan pemerintahannya sangat diberkati oleh Allah. ia menjadi raja yang besar dan terkenal, ditakuti oleh seluruh kerajaan yang ada pada saat itu, kerajaan Yehuda di bawah pemerintahan raja Uzia menjadi kerajaan yang sangat kaya. mereka mempunyai kebun yang luas, ternak yang banyak. Dari segi pertahanan; raja usia memiliki alusista yang sangat modern pada zaman itu.
Menyadari diberkati oleh Allah begitu luar biasa, dengan kekayaan dan kejayaan yang tiada bandingnya, membuat raja Uzia menjadi sombong dan mengabaikan kekudusan Rumah Tuhan dan meremehkan tugas para imam. Raja Uzia memasuki Bait Allah untuk membakar ukupan yang adalah tugas imam dan yang berhak membakar ukupan adalah imam dari keturunan Harun. Kesombongan raja Uzia ini berakibat penyakit kusta yang muncul tiba-tiba ketika ia sedang di bait Allah. dan penyakit kusta ini juga yang akhirnya membawa penderitaan yang berujung kematian raja Uzia.
Peristiwa inilah yang melatarbelakangi penglihatan Yesaya, tentang kekudusan Allah yang menaungi Bait Allah. peristiwa raja Uzia juga memberikan penjelasan terhadap tindakan Serafim yang mengambil bara dari mesbah ukupan dan menyentuhkan bara ke mulut Yesaya tanda pengudusan. karena kekudusan mesbah ukupan itulah yang membuat raja Uzia mendapatkan kutuk dari Allah. Mesbah ukupan adalah tempat perjumpaan Allah dengan manusia melalui imam keturunan Harun. jadi mesbah ukupan adalah tempat yang maha kudus bagi umat.
Saat ini, Mesbah ukupan adalah lambang perjumpaan kita dengan Allah. Setiap pagi dan sore, di atas mesbah selalu dibakar ukupan yang mengeluarkan asap yang wangi. Mesbah ukupan kita saat ini adalah pujian, penyembahan dan kehidupan kita yang kudus dan berkenan kepada Allah. Apalagi ketika kita datang dalam rumah Tuhan, jagalah kekudusan hidup, dan naikkan korban pujian yang wangi, karena itulah yang menyenangkan hati Tuhan. (Oleh: Pdt. Muria Ali, S.Th)