Monday, October 17, 2011

Perdamaian & Reformasi Batin

II Timotius 2:19-22


Bapa Gereja Agustinus pernah berkata, “Hati kami diciptakan bagiMu ya Tuhan, dan tidak akan pernah istirahat mencari, sampai menemukan tempat istirahat yang nyaman dalam DiriMu”. Ungkapan tersebut hendaknya menyampaikan bahwa hati memiliki peran dinamis sebagai pusat sepanjang kehidupan manusia menjadi sumber pikiran yang mendalam, intuisi, emosi bahkan keputusan-keputusan. Namun dalam realitas kehidupan hati seringkali terlupakan dan terasing dari diri kita terlebih bagi masyarakat postmodern. Manusia modern yang cenderung pragmatis acapkali tidak lagi mengenal pusat kehidupannya sendiri yang tersembunyi. Dengan demikian sering kali manusia terasing di dalam “rumah”nya sendiri.

Upaya pembaharuan atau reformasi tidak akan pernah terwujud tanpa keheningan karena reformasi itu sendiri pada hakekatnya penuh dengan gejolak. Untuk itu mengacu pada teks prikop hari ini, reformasi batin menjadi pusat dari para reformator pada saat ini. Rasul Paulus menekankan peran hati yang murni (ayat 22) dalam upaya pembaharuan. Eclesia semper reformanda merupakan semboyan yang masih relevan bagi pembaharuan komunitas umat Allah.

Bagi jemaat GKMI yang dikenal sebagai orang Anabaptis-Mennonite yang menekankan perdamaian dalam seluruh aspek kehidupannya juga patut untuk melakukan reformasi. Jangan-jangan kita hanya bangga dengan jati diri sebagi gereja perdamaian namun di GGKMI tidak ada lagi kedamaian karena telah luntur nilai komunitasnya karena tergilas zaman. Untuk itu keheningan memiliki peran penting karena keheningan adalah tempat pergulatan hebat melawan kompulsi jati diri yang palsu dan perjumpaan dengan Allah yang mencintai dan menawarkan diriNya sebagai inti jati diri yang baru.
(by: Pdm. Elfriend Sitompul, S.Si (Teol))

No comments:

Post a Comment