Monday, October 24, 2011

Petang & Pagi

Kejadian 1:1-31


Masyarakat sekitar kita terbiasa menggunakan istilah “pagi dan petang” dan jarang memakai istilah “petang dan pagi”. Tetapi dalam Alkitab (Kitab Kejadian 1) menggunakan istilah dengan urutan “petang dan pagi”. Frase “jadilah petang dan jadilah pagi” merupakan salah satu frase yang dipakai berulang kali oleh penulis Kejadian untuk menutup suatu tahap penciptaan (perhatikan ayat 5, 8, 13, 19, 23, 31). Sekilas tidak ada “keganjilan” dalam pemakaian frase ini, namun dalam konsep berpikir kita yang modern, frase ini bisa memancing rasa ingin tahu, terutama yang berhubungan dengan ayat 5, 8 dan 13. Apakah maksud “petang dan pagi” di ayat-ayat tersebut? Apakah penempatan urutan kata “petang” lebih dahulu dari pada kata “pagi” suatu hal biasa atau ada maknanya?

Bukankah matahari dan bulan baru diciptakan sebagai pengatur waktu di hari ke-4 (ayat 14-19)? Apakah “petang-pagi” di ayat 5, 8, 13 berbeda dengan yang di ayat 19, 23 dan 31?

Bagaimana kita seharusnya memahami frase “petang dan pagi” di ayat 5, 8 dan 13? Untuk mengetahui jawabannya kita pertama-tama perlu mengetahui bahwa frase ini muncul secara konsisten di Kejadian 1, baik sebelum (ayat 5, 8 dan 13) maupun sesudah (ayat 19, 23, 31) penetapan benda-benda penerang cakrawala sebagai pengatur waktu (ayat 14-18). Dari sini kita bisa menarik kesimpulan bahwa arti “petang dan pagi” dalam pasal ini pasti sama dan tidak berhubungan dengan keberadaan matahari dan bulan. Artinya, kita tidak boleh menafsirkan “petang dan pagi” di sini secara hurufiah sebagai akibat dari gerakan rotasi bumi selama 24 jam.

Berdasarkan pertimbangan di atas, “petang-pagi” dalam Kejadian 1 harus dipahami dalam arti figuratif (kiasan). Arti figuratif apa yang ingin disampaikan oleh penulis kitab Kejadian? Dengan menyebutkan petang lebih dahulu baru pagi, ia ingin menjelaskan kesempurnaan karya Allah: dari kegelapan muncul terang, dari situasi yang kacau menjadi teratur, dari situasi yang belum siap didiami menjadi semakin siap didiami, dari situasi yang lama menjadi situasi yang baru.

Hari ini Tuhan menginginkan kehidupan saya dan saudara yang teratur dan terlebih kehidupan rohani kita harus di tata dan teratur. Amin. Tuhan memberkati.
(by: Pdm. Nemueli Zega, S.Th.)

No comments:

Post a Comment