Sunday, September 9, 2012

Berdamai dengan Bijak


(Amsal 15:1-5)

“Berdamai dengan Bijak” adalah membangun kehidupan yang bermartabat yang dipenuhi dengan kasih, tatanan sopan, dan berkeadilan.  Ayat 1-4 berbicara tentang lidah manusia yang mengeluarkan perkataan dan mata Allah yang melakukan pengawasan. Lidah adalah alat bicara yang sangat penting. Dengan lidah orang dapat membangun kerukunan. Sebaliknya dengan lidah orang dapat terlibat dalam pertengkaran yang hebat. Amsal ini juga ingin mengatakan bahwa spirit yang membangun kekuatan lidah sangatlah menentukan. Jika di dalam dirinya seseorang memiliki spirit hati bijak, maka lidah dapat terkontrol dan mengeluarkan kata-kata yang lembut, sopan dan membangun martabat. Sebaliknya, jika kekuatan hati manusia dilingkupi dengan kebebalan dan kebodohan, maka lidah menjadi alat pertengkaran yang hebat.
Amsal ingin mengajarkan tentang pentingnya kesadaran hidup untuk membangun hati yang bijak dengan mengingatkan bahwa apa yang kita lakukan tidak lepas dari pandangan mata Allah. Kata “lemah lembut” menjadi simbol bagi orang yang bijak dan memiliki pengetahuan tentang kehidupan. Di lain pihak, orang yang bebal memiliki kecenderungan untuk merusak.
Selamat membangun perdamaian dengan bijak dalam kehidupan kita. Ingatlah, tidak ada yang sia-sia jika manusia dalam hidupnya terus mengusahakan perdamaian dengan sesamanya. Yesus sendiri yang mengajarkan, “Berbahagialah orang yang membawa damai karena mereka akan disebut sebagai anak-anak Allah.”