(Yesaya 11:1-10)
Jauh dilubuk hati sanubari semua
orang pasti terdapat kerinduan sebuah dunia tanpa perang, tanpa pembunuhan,
tanpa kompetisi, tanpa kerakusan ataupun
kelaparan. Dunia dimana segenap umat manusia hidup dalam damai dan harmoni satu
dengan yang lain; berbagai dunia yang memang Cuma satu untuk semua.
Kerinduan akan damai itulah yang
digumulkan oleh nabi Yesaya yg hidup di zaman ketika bangsa Israel harus
mengalami perang demi perang silih berganti. Yesaya merindukan sebuah suasana
dimana “serigala akan tinggal bersama domba, Macan tutul akan berbaring di
samping anak kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama
dan seorang anak kecil akan menggiringnya dst.” (Yesaya 11: 6-9). Inilah sebuah
simbolis tentang kedamaian.
Melihat zaman kita sekarang ini,
rasanya kedamaian itu sangat jauh dari kehidupan kita. Orang sungkan naik
angkutan umum karena takkut dirampok atau diperkosa, orang takut berjalan
sendirian karena ancaman pembunuhan dsb. Lihat saja secara skala nasional
beberapa personal yang disinyalir terlibat teroris ditangkap oleh Densus 88
satu per satu, penembakan polisi di Solo, ledakan bom di Depok, penangkapan
para perampok, geng motor dsb. Sepertinya hati kita tak pernah “tenang alias
selalu khuatir/was-was” baik ketika kita berbaring, duduk, berjalan atau
bekerja. Skala International; kita mendengar pembunuhan konsulat AS di Libya,
profokasi SARA secara international melalui pembuatan Film yang menghina saudara
kita muslim, sehingga memunculkan protes dan demonstrasi di Timur Tengah.
Apakah yang harus kita kerjakan?
Mari semua bersama-sama memulai etika damai itu dari diri sendiri. Setiap orang
bertanggungjawab untuk menggunakan apapun secara proposional (sesuai
kebutuhan). Setiap orang bertanggungjawab memelihara apapun secara maksimal.
Setiap orang harus menahan diri pada setiap perbuatan-perbuatan yang melanggar
hukum. Secara sadar mulailah hidup sehat; membuang sampah pada tempatnya,
menggunakan air secukupnya, dan yang tidak kalah penting adalah mendoakan
setiap pemimpin di dunia ini agar Tuhan beri hikmat untuk menjalankan tugasnya
dengan adil, damai dan penuh hikmat. Mari kita mulai sejak sekarang ini. Tuhan
berkati kita semua. Amin