Sunday, January 27, 2013

Kuutus Kau (2)


(Filipi 1:20-21)

Beberapa minggu yang lalu, jemaat disuguhi dengan        peristiwa panggilan Yunus dan juga respon aktifnya dalam pelayananan yang diperintahkan Tuhan kepadanya. Dan pada minggu ini, kitapun belajar bersama tentang keteguhan Paulus dalam pelayanannya walaupun dalam kondisi yang tidak menguntungkan baginya. Paulus berani menerima resiko sebagai bagian dari sikapnya yang mau bayar harga terhadap karya agung Tuhan yang sudah dia alami.
Sungguh menakjubkan statment Paulus berkata: “Bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”. Pernyataan ini adalah sebuah pernyataan yang sangat mendalam sekaligus sebagai buah dari imannya yang sangat kuat dan teguh dalam Kristus Yesus. Mengapa? Pertama, karena dia ucapkan dari dalam penjara: Paulus sadar bahwa dia dipenjarakan adalah karena pekerjaannya dalam melayani Tuhan Yesus. Nalar sehat  adalah seharusnya Paulus berusaha menghindari ucapan dan perkataan yang berkaitan dengan Yesus Kristus, karena itulah sebabnya ia dipenjarakan. Tetapi Paulus tetap             memperkatakan tentang Yesus Kristus. Apakah dia orang yang tidak tahu situasi? Apakah dia orang yang bodoh? Tidak. Dia sungguh sadar tentang apa yang dia katakan. Kedua, karena dia ucapkan dalam posisi sebagai seorang yang baru bertobat (orang baru dalam Kristus): Artinya Paulus benar-benar “cinta mati” pada Yesus, walupun umur imannya secara nominal masih sedikit, tetapi umur imannya secara rohani sungguh sempurna.
Pertanyaannya; mengapa Paulus melakukan cara yang tidak lazim tersebut? Pertama, karena Paulus berhasil “mengosongkan diri” artinya Paulus sudah sampai pada level iman   bahwa Yesus Kristus lebih berguna dari pada hidup dan nyawanya sendiri. Kedua, Paulus sadar bahwa ia harus mempraktekkan hidup yang memuliakan Tuhan, karna itu tujuan hidupnya   semata adalah Yesus dan bukan dirinya. Ketiga, Paulus memahami dengan  sesadar-sadarnya bahwa kesusahan dalam pelayanan adalah salah satu bagian dari cara untuk memuliakan      Tuhan. Seberat dan separah apapun tekanan yang Paulus alami tidak bisa menjadikannya untuk menggugat Tuhan bahkan menyalahkan Tuhan. Kemuliaan Tuhan dihaturkan tidak hanya pada saat kesenangan datang, tetapi pada saat tekananpun tetap Tuhan yang dimuliakan. Bagaimana kita bersikap? Tuhan memberkati. Amin (N. Zega)