Sunday, April 14, 2013

Saat Badai Hidup Menerpa


(Mazmur 3:1-9)

Sebuah syair lagu demikian: “Inilah hari terindah, hari pernikahan kedua insan…..Mereka telah disatukan dalam ikatan cinta….Untuk setia sampai selamanya….Inilah janji mereka, janji pernikahan kedua insan…Mereka telah mengingkrarkan, janji yang telah diucapkan... Untuk setia sampai selamanya.”
Normalnya kehidupan berkeluarga adalah apabila suami istri saling mendukung menghadapi sukacita dan demikian juga saat menghadapi dukacita. Suami istri saling menguatkan saat menghadapi masa-masa tawa dan bahagia, demikian juga saat menghadapi masa-masa meneteskan air mata dan kesulitan. Bahkan dalam segala hal, tetap setia sampai selamanya, seperti syair pujian di atas.
Pada realitanya, keluarga tidak hanya menghadapi masa-masa suka, tawa, gembira dan bahagia, tetapi kebanyakan menghadapi masa-masa sulit, air mata, sengsara, penuh pergumulan dsb. Disaat inilah tidak sedikit keluarga mulai goyah, keharmonisan keluarga mulai terganggu, iman mulai beralih pada iman yang tidak menyelamatkan. Padahal, keluarga dihadirkan oleh Tuhan di dunia ini supaya dapat bertumbuh dalam iman untuk Tuhan Yesus. Semua pribadi-pribadi dalam sebuah keluarga harus mampu mencerminkan nilai-nilai iman yang berkualitas. Apa jadinya jika tujuan Tuhan dalam keluarga kita tidak bisa kita amalkan dan kita laksanakan?
Dalam Mazmur 3:1-9 kita belajar tentang Daud sosok teladan melewati masa-masa sulit dalam hidupnya. Hampir seluruh ayatdalam Mazmur 3 ini Daud menunjukkan bahwa Tuhan satu-satunya pusat pegangannya, pusat pertolongannya, pusat pengaduaannya dan pusat penyembahannya. Hatinya tidak pernah untuk yang lain sekalipun dalam ayat 3 ada godaan iman, tetapi Daud selalu menjalani hidupnya yang penuh kesulitan, kesusahan dan pergumulan itu bersama Tuhan.
Saatnya bagi kita semua belajar bersama-sama tentang takut kepada Tuhan disaat kesulitan datang, masalah menghadang kita, badai hidup menerpa kita. Tuhan kiranya memampukan kita untuk melewati masa-masa yang tidak mengenakkan itu dan apabila kita tetap memandangnya, maka Tuhan  menyertai kita selalu. Tuhan hanya sejauh doa. Amin