Sunday, October 20, 2013

Keadilan yang Menyelamatkan

(1 Yohanes 1:5-10)

Surat-surat Yohanes khususnya 1 Yohanes, adalah surat yang bertujuan menasehati jemaat Kristen mula-mula untuk melindungi  jemaat dari pengaruh aliran Gnostik. Penulis surat ini mendorong jemaat untuk tetap teguh berpegang pada kebenaran bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah yang telah menjadi manusia dan telah menumpahkan darahNya untuk menyucikan manusia dari dosa. Selain itu, penulis juga mendorong jemaat agar hidup dalam kebenaran. Namun jika ternyata mereka berbuat dosa dan mengakuinya, maka Allah yang setia dan adil akan mengampuni mereka. Keadilan Allah dalam surat Yohanes ini berkaitan erat dengan pengampunan dan pembenaran, bukan penghukuman, karena Allah sendiri telah menanggung hukuman tersebut dalam diri Yesus Kristus. Ketika manusia yang berdosa mau datang kepadaNya, Allah yang adil itu mengampuni, menyelamatkan. Injil dan surat-surat Yohanes yang sangat menonjolkan kasih Allah, tidak bungkam mengenai keadilan Allah tetapi justru memperjelas hubungan antara kasih dan keadilan Allah.


Keadilan sering dikaitkan dengan kondisi sama rata-sama rasa, atau berkaitan dengan dijatuhkannya hukuman kepada yang bersalah dan kebebasan bagi yang benar. Ketika hukuman tidak dijatuhkan kepada yang bersalah, maka pengadilan disebut pengadilan yang tidak adil, atau pengadilann yang kehilangan keadilan. Namun penulis 1 Yohanes ini memberikan pemahaman tentang keadilan Allah berbeda dengan keadilan yang dipahami manusia pada umumnya. Dalam ayat 9, keadilan Allah justru dikaitkan dengan pengampunan, bukan hukuman. Apakah dengan tidak menghukum pendosa maka keadilan Allah berubah menjadi ketidakadilan? Tentu saja tidak. Mengapa? Karena Allah yang adil telah menjatuhkan hukuman. Namun hukuman atas pendosa diterima/ditanggung oleh Kristus, Anak Allah. Dengan demikian, setiap pendosa yang menerima Kristus dan mengakui dosanya, ia tidak perlu menanggung hukuman dosanya. Inilah keadilan Allah yang sengaja mau mengasihi manusia dan memberi pengampunan sempurna. Amin (almanak sinode)