Sunday, December 8, 2013

Harapanku Hanya Padamu (Advent II)

(Ratapan 3:21-26)

Apakah yang diharapkan seorang musafir yang sedang menjelajah lautan kehidupan? Apakah yang diharapkan oleh seorang petani yang tak kenal lelah membajak dan mencangkul sawahnya dengan sungguh-sungguh? Apakah yang diharapkan orangtua kepada anak-anaknya? Apakah yang diharapkan seseorang yang dalam kesesakan? Apakah yang diharapkan umat  sehingga selalu setia mengikut Kristus? Harapan apapun yang diinginkan adalah merupakan penyemangat, penghibur dan menentu tujuan arah hidup ke depan. 
Nabi Yeremia adalah seorang nabi yang ikut meratapi peristiwa dan kejadian yang dialami oleh kaum Yahudi. Pada abad 6 SM kaum cerdik dan pandai dari kalangan Yahudi dibuang dan di menjadi tawanan oleh raja babel. Penderitaan dan kesusahan bukan hanya dialami orang-orang yang dibuang ke Babel tetapi juga orang-orang yang tinggal di tanah Israel sendiri karena  tanah mereka menjadi jajahan oleh Babel. Firman Tuhan menggambarkannya sebagai “kota yang runtuh dan sunyi” bahkan kesengsaraannya disebut “dahsyat”.
Bagi penulis Ratapan; penderitaan ini adalah bagian dari Murka Tuhan kepada umatnya. Namun, sekalipun demikian hebat dan ganasnya sengsara yang umat Tuhan    alami, tidak mengurangi harapan mereka bahwa akan terjadi belas kasihan dari Tuhan sendiri kepada umatNya. Kasih setia Tuhan tak berkesudahan. RahmatNya selalu baru setiap pagi dan kebaikanNya tercurah kepada orang yang berharap kepadaNya (Rat.3:21-26)
Masa Advent ke 2 ini, adalah moment bagi umat untuk menaruh harapan hanya kepada Tuhan Yesus. Bayi yang lahir 2000 tahun yang lalu, telah menjadi Selamat bagi umat manusia. Advent ke 2 ini mengajak kita untuk tetap kokoh dan kuat sekalipun ada banyak tantangan dan halangan yang dihadapi. Kesengsaraan saat ini hanyalah salah satu bentuk pembelajaran bagi kita supaya kita bisa menikmati PENGHARAPAN kelak yang jauh lebih dahsyat, penuh kegirangan, pujian dan keagungan yaitu Yesus Kristus menjadi Juruselamat kita. Amin