Sunday, December 22, 2013

Sukacitaku dalam Tuhan (Advent IV)

(Lukas 2:28-33)

Blaise Pascal adalah jenius matematika Prancis yang mati pada tahun 1662. Setelah lari dari Allah sampai ia berusia 31 tahun, pada tanggal 23 November 1654, pukul 22.30, Pascal bertemu dengan Allah dan bertobat secara mendalam dan tak tergoyahkan kepada Yesus Kristus. Ia menuliskannya pada sepotong perkamen dan menjahitnya ke dalam jubahnya di mana itu ditemukan delapan tahun kemudian setelah kematiannya. Tulisan itu mengatakan: “Tahun anugerah, Senin tanggal 23 November 1654, perayaan St. Clement ... dari sekitar 10.30 malam sampai tengah malam lewat setengah jam, API. Allah Abraham, Allah Ishak, Allah Yakub, bukan para filsuf dan sarjana. Kepastian, sukacita yang dirasakan di hati, damai. Allah Yesus Kristus, Allah Yesus Kristus. “Allahku dan Allahmu.” ... Sukacita, Sukacita, Sukacita, air mata sukacita ... Yesus Kristus. Yesus Kristus. Kiranya saya tidak pernah dipisahkan dari-Nya..”

Seorang Pascal menganggap bahwa kejeniusan, kehebatan filsafat dan kepandaian intelektual tidak memberikan rasa sukacita dalam hati. Sukacita menurutnya adalah ketika orang tak terpisahkan alias dipertemukan dengan Tuhan Yesus Kristus. Peristiwa di atas, mengingatkan kita pada sosok Simeon yang saat itu telah lanjut usia, meluapkan sukacitanya karena dirinya bisa bertemu Sang bayi Yesus. Moment ini seakan menggoreskan dalam pikiran kita bahwa ternyata Simeon yang lanjut usia itu tidak pernah menemukan sukacita yang dahsyat sepanjang umurnya, selain saat ia bertemu dengan bayi Yesus Sang Juruslamat dunia. Sukacita Simeon adalah bukan sukacita biasa, melainkan sukacita ilahi, sukacita yang datangnya dari Tuhan, mengapa? Karena Simeon tidak menyukakan hatinya dengan kemewahan duniawi melainkan kekayaan iman dalam Tuhan.

Belajarlah untuk memiliki sukacita dalam Tuhan…..Bagaimana cirri-cirinya?
1.    Sukacita dalam Tuhan tidak bergantung pada sikon
2.    Sukacita dalam Tuhan bernilai kekekalan
3.    Sukacita dalam Tuhan membawa damai

Tuhan Yesus memberkati. Amin (Zega)