(Lukas 19:1-10)
Sejatinya,
Zakheus adalah nama yang indah. Bahasa Yunani Zakkhaious, atau Iberaninya Zaki
mempunyai arti “yang murni dan saleh”. Namun Zakheus ternyata bertindak
tidak seindah namanya. Ia bekerjasama dengan penjajah Romawi dan dari sana ia
dapat memperkaya diri, bahkan menghalalkan berbagai cara untuk meraup untung
sebanyak mungkin. Ia tidak segan-segan memeras orang miskin, memeras para
janda. Sehingga pada zamannya, Zakheus salah satu orang yang kaya.
Namun,
dengan kekayaannya itu ia merasa kesepian dan gelisah dengan cara hidupnya
selama ini. Banyak orang membenci dan memusuhinya. Di tengah kegalauan
hidupnya, ia mendengar Yesus akan melewati kotanya. Rupanya, Zakheus telah
mendengar bagaimana Yesus berkarya; mengajar dan melakukan banyak mujizat. Keterbatasan tubuhnya yang pendek, tidak
menghalangi tekadnya. Ia naik sebuah pohon ara untuk melihat Yesus. Sungguh di
luar dugaan, di tengah orang banyak yang menghina dan menghindarinya, Yesus
justru memanggil dan meminta untuk singgah di rumahnya. Apa yang dilakukan
Yesus membuat orang banyak kecewa. Mereka mempertanyakan sikap Yesus yang mau
mampir di rumah orang berdosa. Mampir atau singgah apalagi makan bersama
menunjukkan bahwa Yesus mau menerima orang berdosa. Namun, Yesus tidak peduli
dengan tanggapan miring orang banyak itu. Yang penting bagi-Nya, Zakheus si
pendosa itu dapat mengalami pertobatan.
Zakheus mengalami pertobatan
sesungguhnya. Ia tidak sekedar berhenti memeras tetapi menggunakan hartanya
untuk kebaikan banyak orang. Perhatikan, pertobatan itu: bukan sekedar stop,
berhenti melakukan apa yang dianggap salah atau jahat, melainkan lebih jauh
dari itu, yakni melawan apa yang jahat itu. Tadinya, Zakheus hidup untuk
pemuasan egonya; ia tamak dan serakah, sekarang hartanya digunakan untuk
kehidupan banyak orang. Hal ini dapat terjadi jika manusia mengalami perjumpaan
dengan Tuhan. Ia punya kerinduan, seperti Zakheus punya kerinduan berjumpa
dengan Tuhan.
Perubahan hidup Zakheus disebut
Yesus sebagai keselamatan, dan pemulihan sebagai anak (keturunan) Abraham.
Yesus benar-benar memulihkan nama Zakkheous
“murni dan saleh” kepada hakekatnya semula. Zakheus kini benar-benar menjadi
orang yang murni dan saleh, bukan dengan memakai topeng, tetapi sutuhnya
terlihat dari prilaku konkrit hidupnya. Itulah pembaruan hidup! Bagaimana
dengan kita? Apakah kita juga telah mengalami perjumpaan dengan Yesus dan dari
perjumpaan itu kemudian membawa kita dalam hidup pertobatan? Lalu, kalau kita
bertobat dan lahir baru, apanya yang berubah?
Amin
No comments:
Post a Comment