Sunday, September 14, 2014

Mengatakan Kebenaran, Bukan Mengorbankan Perseteruan

(Galatia 4:12-20)

Pada saat Paulus menulis surat Galatia ini, sedang terjadi ketegangan antara Paulus dgn orang-orang Galatia. Mereka adalah orang-orang Yahudi yang telah bertobat menjadi Kristen namun masih memelihara hokum taurat (hari-hari besar, bulan baru, sabat dll). Paulus meminta kepada mereka supaya menjadi sama seperti dirinya, Yahudi tetapi percaya kepada Kristus dan bebas dari hokum taurat.
            Kelompok Yahudi ekstrim berusaha menarik jemaat Galatia yang bukan Yahudi untuk menjadi Yahudi dengan jalan disunat dan mentaati hukum taurat. Ketika Paulus dengan terus terang mengatakan kebenaran iman Kristen tersebut, orang Galatia menjadi tidak senang dan mereka memusuhi Paulus (Gal. 4:16). Paulus mengingatkan mereka, bahwa dahulu saat Paulus pertama ke Galatia untuk memberitakan Injil justru dalam keadaan cukup parah.
            Sebagai hamba Tuhan yang taat dalam pelayanan, Paulus memiliki kelemahan-kelemahan tubuh: sakit malaria, radang mata, sakit kepala sebagai akibat dari penyiksaan yang dilakukan oleh orang-orang Yahudi yang benci padanya. Namun demikian meski harus mengalami tantangan, sakit penyakit dsb, Paulus tetap konsisten berusaha supaya orang Galatia yang telah murtad itu kembali menjadi anak Tuhan yang beroleh keselamatan kekal.
            Memmang mengatakan kebenaran ternyata beresiko (dibenci), tetapi itulah kehendak Tuhan yang harus kita lakukan, Janganlah kita menjadi sebaliknya malah mengorbankan perseteruan yang dapat membawa akibat yang membahayakan keselamatan jiwa.

            Mengapa terjadi perang dunia (I & II), perang salib dll, karena dunia lebih cenderung mengobarkan perseteruan dari pada mengatakan kebenaran.  #Pdt. Em. J. Herlianto, B.Th

No comments:

Post a Comment