(Galatia 4:12-20)
Pada
saat Paulus menulis surat Galatia ini, sedang terjadi ketegangan antara Paulus
dgn orang-orang Galatia. Mereka adalah orang-orang Yahudi yang telah bertobat
menjadi Kristen namun masih memelihara hokum taurat (hari-hari besar, bulan
baru, sabat dll). Paulus meminta kepada mereka supaya menjadi sama seperti
dirinya, Yahudi tetapi percaya kepada Kristus dan bebas dari hokum taurat.
Kelompok Yahudi ekstrim berusaha
menarik jemaat Galatia yang bukan Yahudi untuk menjadi Yahudi dengan jalan
disunat dan mentaati hukum taurat. Ketika Paulus dengan terus terang mengatakan
kebenaran iman Kristen tersebut, orang Galatia menjadi tidak senang dan mereka
memusuhi Paulus (Gal. 4:16). Paulus mengingatkan mereka, bahwa dahulu saat
Paulus pertama ke Galatia untuk memberitakan Injil justru dalam keadaan cukup
parah.
Sebagai hamba Tuhan yang taat dalam
pelayanan, Paulus memiliki kelemahan-kelemahan tubuh: sakit malaria, radang
mata, sakit kepala sebagai akibat dari penyiksaan yang dilakukan oleh
orang-orang Yahudi yang benci padanya. Namun demikian meski harus mengalami
tantangan, sakit penyakit dsb, Paulus tetap konsisten berusaha supaya orang
Galatia yang telah murtad itu kembali menjadi anak Tuhan yang beroleh
keselamatan kekal.
Memmang mengatakan kebenaran
ternyata beresiko (dibenci), tetapi itulah kehendak Tuhan yang harus kita
lakukan, Janganlah kita menjadi sebaliknya malah mengorbankan perseteruan yang
dapat membawa akibat yang membahayakan keselamatan jiwa.
Mengapa terjadi perang dunia (I
& II), perang salib dll, karena dunia lebih cenderung mengobarkan
perseteruan dari pada mengatakan kebenaran. #Pdt. Em. J. Herlianto, B.Th
No comments:
Post a Comment