Sunday, November 20, 2011

Perdamaian: Buah Latihan Rohani


(Ibrani : 12: 1-14)

Pada zaman modern ini ketika peperangan, ketegangan antar-negara, dan kecurigaan antar     pemeluk agama yang berbeda semakin kasat mata. Topik perdamaian menjadi isu yang terus hangat dan diangkat untuk menjadi solusi yang baik menyelsaikan persoalan yang kompleks dan rumit tersebut. Pribadi-pribadi pemenang hadiah nobel perdamaian dipilih melalui proses dan pertimbangan yang amat hati-hati mengingat persoalan perdamaian adalah persoalan yang kompleks dan rumit. Dalam kaitannya dengan kekompleks-an dan kerumitan itu, orang sering berbicara tentang paradoks-paradoks perdamaian, seperti misalnya “kalau mau mencapai perdamaian, bersiap-siaplah untuk perang,” atau “perdamaian tak mungkin dicapai tanpa pertimbangan kekuatan.
 Untuk mencapai perdamaian dalam suatu masyarakat, secara umum tiga cara sering      diusulkan. Pertama, dengan perubahan struktur masyarakat yang mengarah pada situasi damai. Cara ini mengandaikan hukum harus ditegakkan, pertentangan antar kelompok masyarakat diminimalisasikan. Kedua, dengan melakukan transformasi mentalitas setiap warga masyarakat yang meliputi penyadaran, pendidikan, pembelajaran budi pekerti dan moralitas dan tentu saja pendidikan agama. Cara ke tiga, penggabungan antara perubahan struktur masyarakat dan transformasi mentalitas warga masyarakat.
 Walaupun demikian, perdamaian pun tidak langsung dinikmati. Tetapi perdamaian itu harus terus dikerjakan dan diusahakan. Adakah anda hari ini sedang mereka-reka yang baik dan terbaik untuk pencapaian perdamaian yang maksimal? Tuhan memberkati. Amin. (Penginjil Fatah)