Sunday, January 15, 2012

Sunggug Amat Baik

(Kejadian 1:26-31)

Firman Tuhan berkata dalam Kejadian 1:31: “Maka Allah melihat segala yang diciptakan-NYA itu, sungguh amat baik.” Jika seorang anak di sekolah mendapat nilai 8 itu baik, dapat nilai 9 sangat baik, dan dapat nilai 9,9 sungguh amat baik/nyaris sempurna. Maka ukuran “sungguh amat baik” dalam hal penciptaan bukan hanya 9,9 (nyaris sempurna) tetapi Sangat sempurna (alias tidak ditemukan satu pun kesalahan di dalamnya).
Apabila semua ciptaan Allah itu sungguh amat baik, maka logikanya adalah bahwa setiap ciptaan  akan memberikan dampak yang selalu baik bagi ciptaan yang lain dan bahkan pada      semua ciptaan. Argumentasi di atas adalah argumentasi logis yang akan menuntun pada sebuah pemahaman bahwa segala sesuatu yang diciptakan Allah adalah sangat baik, pekerjaan penciptaan Allah sempurna, dan Allah sama sekali tidak salah.
Pergumulan manusia sekarang ini adalah melihat bahwa ternyata tidak semuanya yang   dialami oleh manusia adalah yang baik, melainkan segudang kesulitan-kesulitan, baik yang       disebabkan oleh alam, oleh manusia dsb. Bencana alam terjadi di mana-mana (longsor, banjir, gempa bumi, kecelakaan pesawat di udara, kecelakaan kapal di laut), belum lagi lingkungan yang sudah tercemar (air bersih sulit ditemukan, lumpur lapindo mengeluarkan gas yang membahayakan kesehatan manusia), belum lagi perampokan, pembunuhan dan pemerkosaan yang dilakukan oleh manusia, ditambah lagi dengan persaingan politik, korupsi, kerakusan perebutan kekuasaan dsb. Seakan peristiwa-peristiwa di atas meluluh-lantarkan konsep penciptaan Allah “sungguh amat baik”. Benarkah, lalu apa penyebabnya, dan bagaimana penangulangannya ?
Sederhana; bahwa kesulitan dan masalah yang buruk di alam semesta ini berawal dari     pelanggaran manusia pertama atas perintah Allah di Taman Eden (sering disebut “Peristiwa Kejatuhan Manusia”). Peristiwa inilah yang menyengsarakan manusia itu sendiri sehingga Allah memberi hukuman kepada manusia (laki-perempuan) dan ular. Oleh karena itu yang akan dilakukan oleh manusia untuk menikmati keindahan dan kebaikan di alam semesta ini adalah manusia harus kembali melaksanakan tugasnya yang diberikan oleh Allah yaitu berkuasa atas alam semesta (artinya melakukan tindakan-tindakan yang bertanggung jawab atas alam semesta: menjaga, mengusahakan/melestarikan dan mempergunakan). Tuhan memberkati. Amin.