Sunday, June 10, 2012

Yesus Adalah Sang Pencerah

(Yohanes 9:1-41)
             
Perikop ini dibuka dengan pertemuan antara Yesus dan orang buta sejak lahir. Kemudian para murid mempertanyakan atas dosa siapakah sehingga dia menjadi buta, apakah dosanya sendiri atau orang tuanya. Bagi orang-orang Yahudi, kekayaandihubungkan dengan berkat, sedangkan kemiskinan dan penderitaan dihubungkan dengan dosa dan kutuk, baik dosa sendiri (lih. Ul 24:16; Yer 31:30; Yeh 18:20; Ayub 4:7-8; 2 Mak 7:18) maupun dosa orang tua (Kel 20:5; Kel 3 4:6-7; Tob 3:3). Namun bagi orang Kristen, kemiskinan dan penderitaan tidak secara otomatis karena dosa, dan Yesus menegaskan “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.” (Yohanes 9:3)
Memang secara fisik, tidak banyak orang yang dilahirkan buta. Namun secara rohani, bukankah kita semua manusia terlahir buta, karena akal budi kita dikotori oleh dosa asal, yang diturunkan dari dosa manusia pertama, sehingga kita semua mempunyai kecenderungan berbuat dosa (Roma 3:23). Sang Penebus, yaitu Yesus yang dianugerahkan oleh Allah Bapa untuk membebaskan kita, orang-orang yang memang dilahirkan “buta” secara rohani oleh karena dosa asal. Oleh sebab itu, ini juga kisah masing-masing dari kita.
Sebab itu, Yesus mau  melakukan pencerahan. Ia menerangi kehidupan semua kita artinya   Yesus membongkar segala penyakit-penyakit kita. Apakah penyakit kita itu?Pertama, penyakit secara fisik (seperti yang dialami oleh orang buta sejak lahir). Dalam hal ini Yesus sanggup menyembuhkan segala bentuk penyakit secara fisik, namun jangan juga lupa bahwa Yesus bisa sanggup untuk tidak melakukan apa-apa karena rancangan dan rencananya yang indah dalam hidup masing-masing kita. Kedua, penyakit rohani (seperti yang didapatkan Yesus dalam kehidupan orang-orang farisi). Di sini Yesus menelanjangi segala bentuk kesalahan, sifat angkuh, arogan, merasa diri paling benar dan suci, mudah marah dan emosi, gampang tersinggung, dsb. Di sinilah Yesus memberi pencerahan agar setiap orang sadar akan kehidupannya. Oleh karena itu jika kita ditegur, dikoreksi, dinasehati oleh Firman Tuhan hendaklah hati kita rela dan siap. Berilah dirimu dicarahkan oleh Tuhan Yesus. Amin