Sunday, November 10, 2013

Jangan Pura-pura

(Roma 12:9-21)
         
Didalam perikop yang sudah kit abaca tadi, dengan jelas kita melihat bahwa Paulus berlang-ulang memberikan contoh mengenai karakteristik kasih. Hari ini kita akan belajar dua karakteristik kasih.
I. Kasih itu tulus, tidak berpura-pura (ay.9-13)
Paulus membuka perikop 12 : 9-21 dengan mengatakan “Hendaklah kasih itu jangan pura-pura” Kasih itu harus tulus. Kasih itu tidak munafik. Kasih yang tulus seperti Allah mengasihi manusia dan tentunya sudah dirasakan oleh orang percaya. Kasih merupakan dasar dari keselamatan orang percaya. Kasih bukan sekedar perasaan mengasihi, namun kasih membawa orang percaya kepada tindakan nyata kepada sesamanya.
II. Kasih itu tidak membalas kejahatan (ay. 14-21)
Kondisi jemaat Roma pada waktu itu tidaklah baik. Ada konflik antara orang Yahudi Kristen dengan Gentile Kristen dan ditambah lagi adanya penganiayaan dari pemerintahan Romawi. Disini saya membagi keadaan jemaat Roma menjadi dua macam, yaitu :
1) Sakit yang muncul didalam tubuh
Jemaat Roma yang terdiri dari Yahudi Kristen dan Gentile Kristen mengalami konflik. Awal mula konflik mereka bermula ketika orang Yahudi Kristen yang dahulunya merupakan mayoritas orang Kristen di Roma diusir oleh Kaisar Claudius pada tahun 49, dan setelah Claudius meninggal, orang Yahudi Kristen kembali lagi ke Roma. Hal inilah yang mengakibatkan timbulnya ketegangan social diantara mereka. Yahudi Kristen dan Gentile saling mengejek dan menganggap dirinya paling benar.
2) Sakit yang berasal dari luar tubuh
Orang Kristen abad pertama tidak lepas dari yang namanya penganiayaan dari orang Yahudi, Yunani maupun Romawi. Orang Kristen dianggap batu sandungan oleh orang Yahudi, orang bodoh oleh orang Yunani dan pemberontak oleh orang Romawi. Semua penganiayaan orang Kristen disebabkan karena mereka menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi. Walaupun tidak mudah, namun itulah kasih yang seharusnya ditunjukkan orang percaya kepada sesame dan dunia. Amin.