Kejadian 5:1-32
"Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia
tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah."
Kejadian 5:22, 24
Kata bergaul suatu aktifitas dan hubungan yang dinamis
antara dua orang atau lebih. Dapat juga diartikan terjadinya interaksi yang
intens atara satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk hubungan yang
positif. Dalam pemahaman inilah hendaknya digambarkan hubungan kita dengan
Allah, yakni hubungan yang akrab, hangat sehingga dapat mengenal lebih dalam
lagi. Dengan demikian, akan melahirkan sebuah jalinan komunikasi yang dinamis.
Bila keakraban tersebut berjalan dengan baik dan hangat, maka kitapun semakin
memahami maksud-maksud Allah dalam kehidupan kita.
Di zaman modern sekarang ini pun kita bisa menyaksikan
banyak hamba-hamba Allah yang bergaul dengan Tuhan, mau hidup dalam tuntunan
Tuhan, maka hidupnya diberkati. Pilihan
yang benar kalau kita hidup bergaul dengan Tuhan karena Tuhan sendiri menjadi
pegangan bagi kita. Alkitab berkata bahwa setiap orang yang lelah, letih lesu,
dan berbeban berat, datang kepadaNya untuk diberi kelegaan (Matius 11:28). Hal
yang sama tertulis dalam pujian Kidung Jemaat No. 453 dengan judul “Yesus Kawan Yang Sejati”
menyebutkan bahwa Yesus adalah tempat kita berseru, tempat kita mengadu melalui
doa, tempat yang tepat untuk menghibur kita dsb.
Bagi
kita saat ini, seperti apakah kehidupan yang bergaul dengan Allah? Tuhan ingin
terlibat di dalam setiap kegiatan kita, setiap percakapan, setiap masalah dan
bahkan setiap pemikiran. Artinya kita tetap bergaul dengan Allah sekalipun kita
sedang melakukan pekerjaan rutin kita. Segala sesuatu yang kita lakukan bisa
merupakan tindakan menggunakan waktu bersama Allah. Brother Lawrence seorang
juru masak sederhana dari sebuah biara Perancis pernah menulis buku pada abad
17 yang berjudul “Practicing The
Presence of God”, menurut dia,
kunci menuju persahabatan dengan Allah adalah tidak mengubah apa yang Anda
kerjakan, tetapi mengubah sikap anda terhadap apa yang Anda lakukan. Apa yang
biasanya Anda kerjakan bagi diri Anda sendiri, mulailah melakukannya bagi
Allah, entah itu makan, mandi, bekerja, bersantai, atau membuang sampah. (Rick
Warren, The Purpose Driven Life, hal. 98). Kiranya kita dimampukan untuk
mengalokasikan seluruh dimensi hidup kita tanpa terkecuali untuk selalu bersama
dan bergaul dengan Allah. Amin
No comments:
Post a Comment