Sunday, February 2, 2014

Bergaul Akrab dengan Tuhan

Kejadian 5:1-32

"Dan Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah." 
Kejadian 5:22, 24

Kata bergaul suatu aktifitas dan hubungan yang dinamis antara dua orang atau lebih. Dapat juga diartikan terjadinya interaksi yang intens atara satu dengan yang lainnya, sehingga membentuk hubungan yang positif. Dalam pemahaman inilah hendaknya digambarkan hubungan kita dengan Allah, yakni hubungan yang akrab, hangat sehingga dapat mengenal lebih dalam lagi. Dengan demikian, akan melahirkan sebuah jalinan komunikasi yang dinamis. Bila keakraban tersebut berjalan dengan baik dan hangat, maka kitapun semakin memahami maksud-maksud Allah dalam kehidupan kita. 
Di zaman modern sekarang ini pun kita bisa menyaksikan banyak hamba-hamba Allah yang bergaul dengan Tuhan, mau hidup dalam tuntunan Tuhan,  maka hidupnya diberkati. Pilihan yang benar kalau kita hidup bergaul dengan Tuhan karena Tuhan sendiri menjadi pegangan bagi kita. Alkitab berkata bahwa setiap orang yang lelah, letih lesu, dan berbeban berat, datang kepadaNya untuk diberi kelegaan (Matius 11:28). Hal yang sama tertulis dalam pujian Kidung Jemaat No. 453 dengan judul Yesus Kawan Yang Sejati menyebutkan bahwa Yesus adalah tempat kita berseru, tempat kita mengadu melalui doa, tempat yang tepat untuk menghibur kita dsb. 

            Bagi kita saat ini, seperti apakah kehidupan yang bergaul dengan Allah? Tuhan ingin terlibat di dalam setiap kegiatan kita, setiap percakapan, setiap masalah dan bahkan setiap pemikiran. Artinya kita tetap bergaul dengan Allah sekalipun kita sedang melakukan pekerjaan rutin kita. Segala sesuatu yang kita lakukan bisa merupakan tindakan menggunakan waktu bersama Allah. Brother Lawrence seorang juru masak sederhana dari sebuah biara Perancis pernah menulis buku pada abad 17 yang berjudulPracticing The Presence of God,  menurut dia, kunci menuju persahabatan dengan Allah adalah tidak mengubah apa yang Anda kerjakan, tetapi mengubah sikap anda terhadap apa yang Anda lakukan. Apa yang biasanya Anda kerjakan bagi diri Anda sendiri, mulailah melakukannya bagi Allah, entah itu makan, mandi, bekerja, bersantai, atau membuang sampah. (Rick Warren, The Purpose Driven Life, hal. 98). Kiranya kita dimampukan untuk mengalokasikan seluruh dimensi hidup kita tanpa terkecuali untuk selalu bersama dan bergaul dengan Allah. Amin

No comments:

Post a Comment