Sunday, April 13, 2014

Hidup Seperti Jemaat Mula-mula

(Kisah Para Rasul  2 :41-47)


Pada kesempatan ini, kita belajar dari apa yang Alkitab katakan mengenai kehidupan sehari-sehari jemaat Kristen mula-mula di Yerusalem. Kehidupan mereka mewakili gambaran gereja yang hidup dan sehat melalui pertumbuhan kerohanian dan pertumbuhan jemaatnya. Gereja yang mencintai Tuhan, gereja dan sesamanya.
Di dalam Alkitab, kita bisa melihat hal ini di dalam Kisah Para Rasul pasal 2 ayat 41-47, yang menceritakan cara hidup jemaat mula-mula pada waktu itu. Kita akan melihat kehidupan kerohanian jemaat mula-mula yang berdampak terhadap lingkungan sekitar dan akhirnya menambahkan jumlah orang yang percaya.
Jemaat di Kisah Para Rasul ini terdiri dari sebagian orang-orang non-Yahudi, dan juga sebagian orang Yahudi yang telah bertobat menjadi pengikut Kristus. Hal ini dapat dilihat di pasalnya yang ke-2 ayat 14, yaitu ketika rasul Petrus berkhotbah di hadapan orang-orang Yahudi maupun non-Yahudi yang tinggal di Yerusalem untuk mengikuti ibadah Pentakosta. Mereka menunjukkan pertobatan mereka dengan cara memberi diri mereka dibaptis di dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosa mereka (ay. 38). Jumlah mereka kira-kira sebanyak tiga ribu jiwa (ay. 41).
Keadaan mereka setelah bertobat tidak berhenti hanya sampai dibaptis saja. Mereka pun mulai bertekun bersama dalam pengajaran para rasul, persekutuan, pemecahan roti dan doa bersama. (ay. 42a). Mereka biasa melakukannya di rumah salah satu jemaat secara bergiliran (ay. 46). Mereka inilah yang disebut sebagai kumpulan jemaat mula-mula, sebagai cikal bakal berdirinya suatu gereja Tuhan pada saat ini. Kita akan melihat penjelasan 4 kegiatan yang biasa dilakukan oleh jemaat mula-mula: 1. Pengajaran para rasul (teaching); 2. Persekutuan (fellowship); 3. Pemecahan roti (breaking of bread ; 4. Doa (the prayers).
Melalui kehidupan rohani mereka, Tuhan memberkati dan menambahkan jumlah mereka. Mereka dengan tekun hidup dalam pengajaran Firman Tuhan oleh para rasul. Mereka tekun, bersatu dan sehati, dalam persekutuan orang percaya. Mereka selalu mengingat akan karya keselamatan Tuhan Yesus melalui perjamuan kudus, sebagai dasar mereka untuk hidup benar di tengah-tengah dunia yang belum mengenal Tuhan. Dan mereka juga mengutamakan doa dalam kehidupan mereka, sebagai dasar landasan kerohanian mereka. Melalui doa, mereka mencari kehendak Tuhan, memohon penyertaan pimpinan-Nya dan bersandar kepada-Nya. Inilah contoh kehidupan kerohanian yang harus kita ikuti, sebagai umat Tuhan yang mau bertumbuh dalam Kristus Yesus. Amin



No comments:

Post a Comment