Sunday, June 15, 2014

Keluarga Yang Melayani

(Kis 10:1-8)

Melayani adalah memberi diri sepenuhnya, rela dan siap sedia untuk melakukan segala sesuatu, dalam keadaan apapun dan dimanapun bagi kepentingan tuannya. Melayani juga bukan hanya sekedar tindakan aktif dalam kegiatan gereja atau mau berkorban melalui tindakan2 seperti menolong dan membantu sesame, namun melayani menyangkut hati dan motivasi. Dihargai atau tidak,  mendapat apa-apa atau tidak namun tetap melakukannya dengan baik, tulus dan setia.
Orang yang melayani Tuhan bukan harus seorang hamba Tuhan, Majelis, aktifis, guru SM, singer, liturgos, pemusik dan penerima tamu namun mencakup semuanya yaitu semua orang-orang yang percaya kepada Tuhan terlibat di dalam melayani termasuk di dalam keluarga. Pertanyaannya, seperti apakah keluarga yang melayani itu? Seperti nats pagi ini memberikan teladan rohani bagi kita dari kisah Kornelius dan seisi rumahnya. Seperti apakah yang disebut dengan keluarga yang melayani itu! Yaitu:
Pertama: Melayani didasari dengan hati yang takut akan Tuhan (2a). Orang yang takut akan Tuhan hidupnya tidak lepas dari kehidupan yang saleh, baik dan apapun yang diperbuatnya berkenan di hati Tuhan dan sesama. Seperti Kornelius dan seisi rumahnya memberi diri kepada Tuhan, bersekutu kepada Tuhan dengan motivasi yang benar. Kedua, adanya kasih kepada sesama (2b). Keluarga yang melayani hendaknya ada kasih kepada sesama. Keluarga Kornelius memiliki kasih kepada sesama dengan memberi sedekah kepada umat Yahudi yang membutuhkan. Kornelius dan seisi rumahnya tidak pelit di dalam hal berbagi, membantu dan menolong orang-orang miskin, orang-orang yang tidak mampu. Ketiga, hidup dengan rendah hati (2c). Kornelius adalah seorang perwira dan tentunya berasal dari keluarga yang berkeadaan, keluarga pejabat namun kita belajar dari hidupnya bahwa adanya kesadaran dalam dirinya bahwa semua apa yang ada padanya dan keluarganya semua berkat dari Tuhan sehingga ia tidak sombong bahkan melayani dengan membantu orang lain dan  menaikan ucapan syukurnya kepada Tuhan melalui doa senantiasa. Keempat, keluarga yang melayani tidak mengenal untung ruginya di dalam bersekutu dengan Tuhan (7) Kornelius merelakan dua orang hambanya beserta seorang prajuritnya untuk berangkat ke Yope mencari Petrus dan itu berjalan kurang lebih 3 hari. Namun dia tidak memperhitungkan hal tersebut. Kelima, keluarga yang melayani memberikan waktu untuk mendengarkan firman Tuhan (33). Kornelius tidak mengenal kesibukannya sebagai perwira namun ia memberikan waktunya untuk bersekutu dan mendengarkan firman Tuhan. Keenam, keluarga yang melayani itu menjadi berkat bagi orang lain (24) Kornelius tidak hanya seisi rumahnya yang mendengarkan firman Tuhan namun ia juga memanggil sahabat-sahabatnya datang kerumahnya untuk bersama-sama mendengarkan firman. Ia terbeban membawa orang lain kepada Tuhan.
Apakah kita saat ini sudah benar-benar menjadi keluarga yang melayani Tuhan seperti keteladanan dari keluarga Kornelius? Ataukah selama ini kita hanya keluarga yang melayani diri kita sendiri dan melayani kepentingan diri kita sendiri? Mari kita bertobat bersama-sama…!!! Tuhan Yesus memberkati kita semua. #Senia La’ia


No comments:

Post a Comment