Wednesday, December 24, 2014

Tuhan Turun dari Kemuliaan-NYA: Mengangkat Manusia Hina Menjadi Mulia

(Lukas 2:8-20)

Berita sukacita Natal bergema: “Jangan takut… Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud” (Lukas 2:10-11).  Berita itu menggema di tengah malam kepada para gembala yang sedang menjaga ternak mereka di padang.  Para gembala dalam sistem sosial pada masa itu adalah orang-orang yang menduduki kasta terendah, termarjinalkan, tak berdaya, dan tidak dianggap.  Orang-orang seperti itu sering mendapat perlakuan kurang menyenangkan, dipandang sebelah mata, dan kurang dihargai.  Namun berita natal, pertama kali bergema kepada mereka. Itu pertanda bahwa Allah peduli; Ia mengasihi semua manusia tanpa perbedaan kelas sosial; kelahiran Kristus adalah tindakan Allah mengangkat manusia hina menjadi mulia.
Manusia pertama, Adam, diciptakan dalam keadaan mulia dan ditempatkan di taman Eden namun telah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3:23).  Status semua manusia dihadapan Allah adalah sama, yaitu manusia berdosa (Roma 5:12).  Kemalangan yang paling hina dalam hidup manusia adalah dosanya. Oleh karena itulah, Kristus yang mulia rela menjadi hina, lahir di kandang dan tempat tidurnya palungan domba; Ia yang terkaya rela menjadi yang termiskin di dunia demi mengangkat manusia hina menjadi mulia (2 Korintus 8:9).
Dosa adalah pemberontakan kepada Allah.  Pemberontakan merupakan ketidaktaatan melakukan firman Allah.  Namun berita sukacita Natal adalah parade ketaatan:
1.       Yesus Kristus taat kepada Bapa-Nya.  Ia rela menjelma menjadi manusia, dan lahir kedunia melalui keluarga yang sangat sederhana, Maria dan Yusuf. Ketaatan Yesus, bukan hanya terlahir ditempat yang hina dina, Ia taat hingga rela mati di kayu salib (Filipi 2:8).
2.       Maria dan Yusuf taat menerima kehendak Allah.  Maria rela mengandung bayi inkarnasi Kristus, meskipun pada waktu itu ia belum bersuami (Lukas 1:26-38).  Yusuf mengambil Maria sebagai istrinya, dan tidak bersetubuh dengannya sampai bayi Yesus lahir (Matius 1:18-25).
3.       Malaikat taat membawa pesan Allah kepada Maria bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus; pesan kepada Yusuf agar jangan takut memperistri Maria; dan pesan kepada para gembala bahwa pada malam itu telah lahir Juruselamat di Betlehem (Lukas 2:9-11).
4.       Para gembala taat dengan pesan yang mereka terima (Lukas 2:15).  “Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring dalam palungan” (Lukas 2:16).  “Cepat-cepat” berarti segera, tidak menunda-nunda.  Para gembala melihat mujizat dan karya agung Allah ketika mereka merespon dengan penuh ketaatan.
Peristiwa malam Natal penuh dengan kesederhanaan, namun megah makna.  Tidak ada pesta dan dekorasi Natal, hanya bintang kerlap-kerlip di langit, namun membuat hati manusia menjadi ceria.  Pada malam Natal itu, lahir Yesus Kristus, Juruselamat dunia.  Ia yang mahamulia rela menjadi sengsara-hina, supaya manusia yang hina-berdosa menjadi hidup mulia.  Begitu besar kasih Allah, kalau bukan dengan ketaatan, dengan apakah kita dapat merespon-mensyukurinya? 
#Pdt. Sahat Sinaga

No comments:

Post a Comment