Sunday, May 17, 2015

Kasih dan Kebenaran: Setali Tiga Uang

(Kisah Rasul 4:32-5:11)

Tidak sedikit orang percaya gagal dalam mempraktekkan kasih dan kebenaran, walaupun ada juga anak-anak Tuhan yang berusaha dan bersedia menghidupkan sikap yang mulia ini dalam hidupnya sehari-hari. Cukup rumit menggandengkan dan melakukan secara bersamaan dua hal; kasih dan kebenaran. Perlu direnungkan bersama-sama apakah kita dalam melakukan kasih terdapat unsur ke-benaran? Demikian sebaliknya, apakah kita dalam me-negakkan kebenaran terdapat unsur kasih? Kasih dan kebenaran adalah setali tiga uang; tidak bisa dipisahkan.
Bercermin dari Kitab Suci, khususnya tentang kenyataan hidup bergereja jemaat mula-mula. Memberikan gambaran yang menarik kepada kehidupan bergereja kita sekarang ber-kenaan dengan mempraktekkan kasih dan menegakkan kebenaran dalam kehidupan nyata. Dalam penuturan Lukas menegaskan secara gamblang kasih yang sangat indah terjalin dalam kehidupan jemaat mula-mula. Ayat 32 : … “mereka sehati dan sejiwa” – menunjukkan kualitas hubungan yang akrab dan indah. Bahkan dalam ayat-ayat selanjutnya kental diperbincangkan tentang kasih yang berkualitas dalam hidup kebersamaa mereka.
Tak terlupakan juga kisah yang orang yang menjual ladangnya adalah aksi nyata dari perbuatan kasih yang sejati. Yang pertama adalah Yusuf Barnabas; menjual ladangnya dan mempraktekkan kasih dan kebenaran dengan membawa uangnya di depan kaki rasul-rasul (ayat. 37). Tetapi yang lain adalah keluarga Ananias dan Safira; juga menjual ladangnya namun mereka sepakat (ayat.2) untuk menahan sebagian dari hasil penjualan lading tersebut.           Akibatnya fatal…!!! Ketika Petrus menegurnya, mereka berdua mati. Mengapa? Karena me-reka tidak hanya mendustai manusia tetapi juga mendustai Tuhan. Oleh karena itu kasih dan kebenaran harus terlaksana dalam hidup kita dengan kompak dan tak terpisahkan. Selamat mempraktekkannya. Amin  # Pdt. Sumardi Setrakarya, M.Th


No comments:

Post a Comment