Sunday, September 22, 2013

Kelemahanku adalah Kekuatanku dalam Yesus

(2 Korintus 12:9-10)

Paulus dalam bacaan ini (2 Kor. 12:9-10) hendak memberikan bantahan terhadap orang yang sering memuji diri mereka sendiri (10: 12). Paulus sedang mengajak pembacanya menghayati makna kelebihan dan kekurangan dalam hidup spiritual dan pelayanan seseorang. Melebih-lebihkan diri dan mengukur sesama dengan ukuran diri sendiri adalah sebuah kebodohan (10: 12). Bagi Paulus ukuran dari hidup rohani dan karya pelayanan adalah sejauhamana orang itu disapa, diresapi, digenangi dan digerakkan oleh rahmat Tuhan sedemikian rupa sehingga alih-alih menjadi congkak dan kemudian main ukur kerohanian orang, maka mereka yang diliputi oleh rahmat itu akan memiliki kesadaran batin bahwa hidup dan karya mereka menjadi begitu berguna bukan karena kehebatan mereka namun semata-mata karena anugerah Tuhan yang diberikan kepada mereka.  
Prinsip: aku mampu karena Tuhan sungguh sangat penting. Aku sendiri lemah,  itu baik. Supaya nyata bahwa kalau Tuhan memakaiku sedemikian rupa, maka itu adalah tanda rahmat Allah dan bukan karena kuatku sendiri. Demikianlah semestinya kita membaca teks 2 Kor 12:9-10 ini. Khusus ayat 9, konteksnya adalah kesiapan Paulus menerima respon Tuhan, bahwa Tuhan memiliki hikmat yang otonom. IA tahu apa yang diperlukan oleh hambaNya. TUHAN tentulah mendengar permintaan Paulus agar ia dibebaskan dari duri dalam daging (ay 7). Namun ketika TUHAN menjawab bahwa karuniaNya bagi Paulus adalah cukup, bahwa dalam kelemahan Paulus kuasaNYa malah nyata, maka sikap Paulus adalah: menerima dengan tenang, damai dan sukacita. Sebab ia tahu paradoks iman itu sungguh mendalam: Kekuatan kita adalah pada kelemahan kita. Ini bukan berarti marikan kita memuja dan mendaftar kelemahan-kelemahan kita, melainkan menukik sedemikian mendalam ke dalam kenyataan dan pengalaman hidup yang mengandung kerentanan dan pergumuluan dan menemukan di sana kekuatan serta mutiara-mutiara rohani yang dapat menyadarkan kita bahwa di dalam segala kerentanan dan pergumulan yang ktia alami dan lewati ktia dimampukan TUHAN untuk menyaksikan cinta kasih dan rahmatNya. Ini  tak pelak lagi,  merupakan  pendalaman hidup beriman yang begitu matang dan begitu dewasa. Dengan cara itulah Paulus menyaksikan TUHAN, dan kiranya dengan itu pula gereja Kristus pun menyaksikan kepada dunia apa arti penyertaan TUHAN bagi perjalanan hidup gereja. Selamat ulang tahun ke 17, GKMI Progo! Kiranya kerentanan dan kelemahanmu adalah sarana orang melihat kesetiaan dan kehebatan karya Tuhan. (Pdt. Daniel K. Listijabudi)