Sunday, August 24, 2014

Menghancurkan Kuasa Keputusasaan, Memperteguh Kuasa Keimanan

(Habakuk 3:17-19)

idup setiap orang selalu diperhadapkan dengan berbagai  macam tantangan dan kesulitan yang begitu kompleks. Kesemuanya itu menambah beratnya beban hidup yang terkadang membuat kita bingung, sepertinya jalan yang kita temui buntu, tidak mengerti lagi apa yang harus dilakukan.
Semua itu dapat hadir kapan saja dalam hidup kita, tanpa diduga-duga sama. Seharusnya bisa kita terima, sebagaimana keberhasilan dan masa-masa penuh suka juga bisa kita terima. Dalam menghadapi kondisi ini, kita mempunyai 2 pilihan: Bertahan dan terus berjuang, atau putus asa dan menyerah pada keadaan?
Teladan untuk terus berjuang, tidak putus asa dan tidak menyerah pada keaadaan, ada dalam diri Habakuk. Habakuk hidup dan melayani pada masa-masa yang sulit, karena di satu sisi dia harus menghadapi penyerangan bangsa Babel dan di sisi lain dia melayani pada masa pemerintahan Yoyakhim, yang terkenal jahat. Hal ini diperparah dengan keadaan kerohanian bangsanya yang makin bobrok dengan segala kemaksiatan yang dilakukan di hadapan Allah.
Dalam kondisi demikian, bukankah Habakuk  bisa saja meninggalkan tugas panggilannya karena tidak ingin menderita bagi bangsa yang bebal. Apakah Habakuk menyerah dan mundur dari tugas kenabiannya? Sekali pun Habakuk pernah mengalami kecewa, sedih, dan galau, tetapi  akhirnya berjuang mengokohkan imannya sembari memuji Tuhan. Hal ini dapat dilihat dari doa Habakuk (17-19) yang sesungguh nya lebih tepat dikatakan sebagai “cetusan iman”.
Melalui FirmanNya ini, kita disadarkan untuk tidak terpuruk dan menjadi frustrasi atau bahkan kehilangan gairah dalam menjalani hidup ini. Miliki karakter “pantang menyerah” sehingga kita menjadi tahan banting menghadapi lembah kelamnya hidup dan dapat terus berjalan untuk mencapai keberhasilan. Kita percaya bahwa Tuhan tidak menghendaki kita menyerah pada keadaan, menyerah ketika kita dilanda persoalan yang kompleks atau ketika mengalami kegagalan. Tuhan berkehendak kita memiliki karakter pantang menyerah, sebagaimana FirmanNya "Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya." (Ibrani 10:38).Tuhan tidak berkenan kepada orang yang mengundurkan diri atau menyerah,  Karena itu tetaplah bertahan dengan iman kita, dan tetap bergantung, berpaut kepada Tuhan dalam menghadapi masalah apapun. Jangan pernah menyerah dalam hidup kita tetapi tetap berjuang. #MS

No comments:

Post a Comment